Hajatan nikahan emang jadi momen yang paling ditunggu—bahagia, rame, meriah, dan tentu saja: bikin jalanan jadi area parkir dadakan! Di banyak daerah, gelar tenda di tengah jalan udah kayak tradisi wajib. Tapi awas, kalau nutup jalan tanpa izin resmi, bisa-bisa pengantin baru malah bulan madu ke… penjara!
Pesta Bahagia, Tetangga Menderita?
Siapa sih yang nggak senang liat pasangan baru sah jadi suami-istri? Tapi di balik tenda hajatan yang berdiri megah di depan rumah, bisa jadi ada tetangga yang cuma bisa ngelus dada karena akses jalan satu-satunya jadi buntu. Kalau ada yang sakit atau darurat? Gawat, Bang!
Emang Boleh Nutup Jalan Buat Hajatan?
Boleh kok, asal urus izinnya dulu. Negara kita nggak anti kebahagiaan warga, tapi tetep harus taat aturan. Hal ini udah diatur dalam:
UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan Perkapolri Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas dalam Keadaan Tertentu.
Kalau nekat gelar hajatan dan nutup jalan tanpa izin, siap-siap kena:
Surat peringatan manis (tapi nyelekit),
Penghentian kegiatan,
Denda administratif,
Bahkan pencabutan izin kalau udah dikasih tapi masih ngeyel.
Dan kalau sampai bikin celaka gara-gara jalan ditutup? Bisa diseret ke Pasal 192 ayat (1) KUHP. Ancaman pidananya? Santai aja, cuma 9 tahun penjara. Sungguhan, lur.
Terus Gimana Biar Hajatan Aman dan Legal?
Kalau pengin tetap nikah dengan gegap gempita di depan rumah, pastiin semua legalitasnya beres. Caranya?
Ke Mana Harus Ngajuin Izin?
Tergantung jalan yang mau ditutup:
Kapolda untuk jalan nasional/provinsi,
Kapolres/Kapolresta untuk jalan kabupaten/kota,
Kapolsek untuk jalan desa/lingkungan.
Kapan Waktunya Ngurus Izin?
Minimal 7 hari kerja sebelum acara. Jangan dadakan, nanti izin nggak keluar, pesta batal, tamu kecewa.
Berkas yang Wajib Disiapin:
Fotokopi KTP si empunya hajatan,
Waktu dan jenis acara,
Jumlah tamu undangan,
Peta lokasi plus jalur alternatif kendaraan,
Surat rekomendasi dari:
Dinas Perhubungan untuk jalan besar,
Lurah/Kades buat jalan lingkungan.
(Bahri)