CILEGON | BIDIKBANTEN.COM – Sebuah rumah di Lingkungan Curug Kepuh, Kelurahan Bagendung, Kota Cilegon, kini hidup di ujung bahaya. Berdiri di bibir tebing, rumah yang dihuni tiga orang ini setiap hari diguncang getaran dari aktivitas tambang pasir yang beroperasi tepat di bawahnya, siang hingga malam tanpa henti.
Pemilik rumah mengaku hidup dalam ketakutan. Tidur tak lagi nyenyak karena suara mesin dan guncangan tanah yang merambat sampai ke lantai rumah. Lebih menyayat hati, sang kepala keluarga yang tengah sakit stroke harus bertahan di tengah ancaman longsor.
“Sudah lima bulan kami dihantui rasa waswas. Ada uang kompensasi, tapi apa gunanya kalau setiap hari takut rumah ambruk?” keluh penghuni rumah.
Aktivitas tambang pasir ini berjalan tanpa sosialisasi, tanpa pemberitahuan resmi kepada warga sekitar. Lurah Bagendung sendiri mengaku sejak awal menolak, namun karena sebagian warga menerima, pihak kelurahan tak bisa berbuat banyak.
Ironisnya, hingga kini siapa penambang sebenarnya dan bagaimana legalitas izinnya masih misterius. Yang jelas, rumah di tepi tebing itu terus digerus rasa cemas, menunggu waktu apakah akan selamat atau akhirnya jadi korban longsor. (Rds-04)
