Ban mobil tanpa udara yang dianggap solusi desain otomotif modern terus dikembangkan dan sepertinya bakal mulai digunakan di mobil-mobil produksi massal sekitar lima tahun ke depan.
Salah satu pengembangannya dilakukan oleh pemanufaktur mobil asal Amerika Serikat, General Motors (GM), dengan produsen ban dari Prancis, Michelin. Keduanya mengembangkan ban prototipe Uptis (Unique Puncture-proof Tire System) yang dirancang Michelin.
Proyek untuk mempelajari penggunaan ban anti-bocor yang tidak butuh tekanan udara itu, termasuk pengujiannya di ‘dunia nyata’, akan dimulai pada akhir tahun. GM dan Michelin memproyeksi pengenalan ban tanpa udara di mobil penumpang bisa dilakukan pada 2024
“Uptis adalah kecocokan yang ideal untuk memajukan industri otomotif pada masa depan dan contoh hebat bagaimana keuntungan konsumen ketika kami berkolaborasi dan berinovasi dengan rekan penyuplai kami,” kata Steve Kiefer, senior vice president, Global Purchasing and Supply Chain GM.
Kelebihan Ban Tanpa Udara
Desain ban tanpa udara menghilangkan risiko umum yang ada pada ban konvensional seperti bocor atau meletus. Berkat kemampuan itu, pengemudi kendaraan bisa terhindar dari potensi kecelakaan.
Di Indonesia, ban seperti ini mungkin bisa menguntungkan pengemudi terutama yang melintas di kawasan ‘ranjau paku’ di beberapa titik di Jakarta.
Ban tanpa udara didesain mirip ban konvensional. Namun, kita dapat mengerti ban ini tidak butuh udara karena di bagian dindingnya yang terbuka memperlihatkan struktur unik sebagai penyangga. Struktur itu punya banyak guna, termasuk meredam guncangan.
Kelebihan lain ban tanpa udara yakni tak boros material untuk diproduksi, menghilangkan kebutuhan ban serep, dan lebih awet dari ban konvensional.
Michelin menjelaskan bila ban tanpa udara digunakan secara massal berpotensi mengurangi penggunaan bahan baku seperti karet dan juga memangkas limbah. Disebut bila itu dilakukan maka 20 persen limbah ban bekas bisa dikurangi. (Kin/Red)