Pedagang Pasar Kranggot Teriak Tak Dapat Lapak: “Blon Dapet Undian, Bu!”

60

 

Tiga anggota Satpol PP mengangkut karung milik pedagang kaki lima saat penertiban di area pintu masuk Pasar Kranggot, Cilegon.

CILEGON | BIDIKBANTEN.COM –/Puluhan pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Kranggot kembali bersuara lantang. Mereka mengaku merasa kehilangan tanah air setelah tak kunjung terakomodasi dalam rencana relokasi ke Hanggar Barat dan Hanggar Utara yang tengah digadang-gadang Pemkot Cilegon.

Mereka adalah para pedagang yang selama ini mengais rezeki di area pintu masuk dan pintu keluar Pasar Kranggot. Namun pada Kamis, 19 Juni 2025, suara mereka terbenam oleh hiruk-pikuk petugas gabungan dari Satpol PP dan aparat keamanan pasar yang melakukan penertiban di lokasi tersebut.

“Udah dapet nomor undian belum sih, Pak?” tanya salah satu pedagang.

“Belom… Blon… Blon…” jawab yang lain lirih, nyaris tak terdengar oleh suara peluit penertiban.

Para pedagang ini mengaku belum mendapatkan alokasi lapak ataupun nomor undian penempatan. Mereka merasa tak dianggap dalam proses relokasi yang disebut-sebut sebagai langkah penataan pasar. Padahal, sebagian dari mereka mengaku sudah puluhan tahun menggelar dagangan di lokasi tersebut.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kranggot pun mengeluhkan situasi ini. Ia menyebut, sebagian besar anggotanya seperti dianaktirikan dalam pembagian lapak baru.

Namun, klaim tersebut langsung dibantah oleh Iroh Fasiro, pegawai UPT Pasar Kranggot. Menurutnya, semua pedagang yang sebelumnya berjualan di bantaran kali sudah masuk dalam data mereka.

“Kami sudah melakukan pendataan sejak hari Kamis, sekaligus sosialisasi langsung ke para pedagang,” ujar Iroh kepada wartawan.

Iroh pun menyebut bahwa jika ada pedagang yang merasa belum terdata, bisa jadi karena saat pendataan berlangsung, yang bersangkutan sedang tidak berjualan.

“Mungkin waktu itu mereka nggak ada di tempat. Jadi nggak terdata,” katanya.

Soal lokasi penertiban sendiri, Iroh menyebut meliputi area dari pintu masuk, pintu keluar, tempat pembuangan sampah (TPS), hingga dekat SD Kranggot. Jumlah pedagang di kawasan ini diperkirakan sekitar 139 orang.

Relokasi pedagang Pasar Kranggot ke hanggar baru sebelumnya dimaksudkan untuk menata wajah pasar agar lebih tertib dan nyaman. Namun, kalau masih ada pedagang yang merasa ‘tak kebagian rumah baru’, penataan ini justru terkesan seperti menggusur dengan cara halus.

Warga berharap, sebelum digeser, para pedagang kecil ini diberi kejelasan. Bukan cuma sosialisasi sepihak, tapi dialog dua arah yang memberi kepastian. (Rds-03)