Cilegon – Kalau bicara industri petrokimia di Indonesia, satu nama yang wajib disebut: PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Perusahaan ini bukan hanya besar, tapi pemain utama dalam produksi bahan baku plastik dan kimia dasar di Tanah Air. Tapi, siapa sebenarnya yang berada di balik kendali perusahaan raksasa ini?
Chandra Asri memang sudah dikenal sejak lama sebagai pionir petrokimia Indonesia. Berdiri pada tahun 1992, pabriknya berada di lokasi strategis, yaitu Ciwandan, Cilegon, Banten, yang dekat dengan pelabuhan besar. Ini membuat pengiriman bahan baku dan hasil produksinya sangat efisien, bahkan langsung ekspor.
Namun, transformasi besar-besaran terjadi ketika perusahaan ini melakukan merger pada 2010 dengan PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Dari penggabungan itu lahirlah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, entitas baru dengan integrasi vertikal dan horizontal di sektor petrokimia.
Tahun 2007, Barito Group, konglomerasi milik taipan Prajogo Pangestu, mengakuisisi perusahaan ini. Kemudian pada 2023, nama perusahaan resmi berganti menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk.
Nah, siapa pemilik sesungguhnya?
Jawabannya: Prajogo Pangestu—konglomerat kelas kakap Indonesia yang terkenal lewat bisnis energi dan petrokimia. Ia menggenggam kepemilikan langsung sebesar 5,03 persen saham, dan secara tidak langsung mengendalikan 34,63 persen saham Chandra Asri melalui perusahaannya, PT Barito Pacific Tbk.
Struktur pemegang saham Chandra Asri saat ini:
Barito Pacific Tbk (Prajogo Pangestu): 34,63%
Prajogo Pangestu (pribadi): 5,03%
SCG Chemicals Company Limited (Thailand): 30,57%
PT Top Investment Indonesia: 15%
Marigold Resources Pte Ltd: 3,92%
HSBC Ltd – Singapore Private Banking Clients: 3,12%
Sisanya dimiliki oleh investor publik.
Siap Menggebrak Lewat Proyek CAP2
Tak puas dengan kejayaan saat ini, Chandra Asri sedang mengembangkan proyek besar bernama CAP2 (Chandra Asri Petrochemical Complex 2). Nilai investasinya bikin geleng-geleng kepala: lebih dari USD 5 miliar. Proyek ini mencakup pembangunan cracker kedua, fasilitas polyolefin terbaru, hingga berbagai infrastruktur modern lainnya.
Lokasi proyek tetap di Cilegon, menjadikan kawasan ini sebagai pusat industri petrokimia nasional. Jika selesai pada tahun 2027, kapasitas produksi perusahaan bakal berlipat ganda, mengukuhkan posisi Chandra Asri sebagai raja petrokimia di Asia Tenggara.
Jejak Pendiri dan Tokoh Lama
Sebelum diambil alih Barito Group, Chandra Asri sempat melibatkan nama-nama beken seperti Bambang Trihatmodjo, Peter F. Gontha, Henry Pribadi, dan Prajogo Pangestu sendiri. Namun kini, kendali mutlak ada di tangan sang taipan energi: Prajogo Pangestu. (*/red)