[CILEGON] | BIDIKBANTEN.COM – Ketua LSM Gappura Banten, Husen Saidan, kembali menyentil keras kondisi Cilegon yang menurutnya sudah lama bocor halus dari sektor pajak daerah. Husen bilang, kebocoran ini bukan isu receh—lebih mirip keran yang dibiarkan netes tiap hari sampai bak penampungan jebol tanpa ada yang sadar.
Sorotannya tajam: pemungutan pajak di rumah makan, restoran, hotel, sampai tempat hiburan yang tiap hari narik 10–11 persen dari kantong warga, tapi setoran dan laporannya seperti hilang ditelan lubang hitam.
“Yang makan bayar. Pajaknya dipotong. Tapi daerah nggak pernah lihat laporannya secara real,” tegas Husen.
Ia menilai pola “langsam” seperti ini membuka ruang permainan: laporan gelap, pemotongan tanpa bukti, sampai dugaan kolusi antara oknum usaha dan oknum petugas.
“Kalau masyarakat disuruh bayar pajak, ya bikin barcode resmi biar pajaknya masuk ke daerah. Bukan ke kantong pribadi,” ujarnya.
Husen bahkan mendorong pemerintah menempatkan petugas pajak khusus di resto-resto besar agar kontrolnya nyata, bukan sistem tembak. Menurut dia, kalau pajak makan-minum dikelola bener, PAD Cilegon bisa naik signifikan tanpa harus nunggu transfer pusat.
Tak cuma soal pajak, ia juga menyinggung makin bebasnya tempat hiburan malam yang mengabaikan aturan.
“Ulama Cilegon nangis lihat kondisi sekarang. Yang katanya non-alkohol tapi jual alkohol juga. Ini kota apa eksperimen?” cetusnya, Rabu (3/12/2025).
Di tengah kritik pedasnya, Husen Saidan menyatakan dukungan penuh kepada Aziz Setia Ade Putra sebagai calon Sekda Cilegon menggantikan Maman Mauludin.
Menurutnya, Aziz bukan pejabat yang cuma manis di balik meja.
“Aziz itu orang lapangan, bukan tipe penguasa kursi. Kalau harus turun, dia turun,” ungkap Husen.
Ia menilai Aziz sebagai satu-satunya kandidat yang benar-benar punya mental birokrat sekaligus gerak cepat.
“Levelnya udah. Kalau soal kerja lapangan, dia lari duluan,” tambahnya.
Husen menegaskan, kursi Sekda bukan tempat coba-coba. “Cilegon ini kota, bukan arena eksperimen jabatan. Jangan asal angkat pejabat. Taruhannya masa depan daerah,” tutupnya. **

































