PANDEGLANG – Momen kelulusan yang seharusnya jadi ajang syukuran malah jadi ajang pamer celurit! Sebanyak 47 pelajar di Pandeglang nekat konvoi di Jalan Panimbang–Tanjung Lesung sambil menenteng senjata tajam, bikin heboh media sosial dan resah warga.
Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri Supriadi geram. Ia menegaskan bahwa kelulusan bukan alasan untuk bertingkah brutal, apalagi sampai meresahkan masyarakat.
“Saya sudah tegas menyatakan, tak ada tempat untuk perayaan kelulusan yang berlebihan apalagi menjurus ke anarkisme. SMA, SMK, SMP, semua harus jaga etika,” ujar Iing kepada wartawan, Kamis (15/5/2025).
Iing mengingatkan bahwa kelulusan seharusnya disambut dengan sederhana namun bermakna. Bukan dengan aksi ugal-ugalan, apalagi bawa senjata tajam seperti di film gangster.
“Rayakanlah dengan sukacita dan kekhidmatan. Saatnya juga berpikir melangkah ke jenjang pendidikan lebih tinggi, bukan malah jadi bahan tontonan viral,” lanjutnya.
Uniknya, Iing punya ide “kreatif” untuk menertibkan para pelajar yang kelewat nakal: dikirim saja ke barak militer Yonif 320 Pandeglang! Tujuannya? Biar mereka belajar disiplin dan punya karakter yang tangguh.
“Menurut saya pendidikan militer bisa jadi solusi. Di sana mereka bakal ditempa soal kedisiplinan, tanggung jawab, dan pembentukan karakter. Biar enggak asal konvoi bawa celurit lagi,” ujarnya dengan nada serius.
Sebelumnya, Kapolres Pandeglang AKBP Dhyno Indra Setyadi mengungkap bahwa 47 pelajar itu terjaring razia usai konvoi dengan membawa senjata tajam jenis celurit sepanjang 1,5 meter. Aksi mereka bikin geger netizen dan langsung ditindak tegas oleh aparat.
“Anak-anak ini berkonvoi dengan senjata tajam, dan itu sangat meresahkan. Tidak boleh dibiarkan,” tegas Kapolres saat konferensi pers, Rabu (14/5).