CILEGON | BIDIKBANTEN.COM – Menjelang Iduladha 1446 Hijriah, Dinas Kesehatan Kota Cilegon kembali melontarkan imbauan klasik: jaga kebersihan, pilih hewan kurban yang sehat, simpan daging di kulkas, dan jangan makan berlebihan.
Tapi warga mulai bosan. Pesan itu sudah seperti spanduk yang tiap tahun digantung tapi tak pernah dilirik – apalagi dijalankan.
“Imbauan mah bagus, tapi kalau petugasnya enggak kelihatan di lapangan, ya percuma. Mending praktik daripada pidato,” sindir Deni (38), warga Jombang Wetan.
Masyarakat menyayangkan imbauan yang cenderung normatif dan copy-paste dari tahun ke tahun. Padahal, kondisi di lapangan jauh dari ideal: penjualan hewan kurban masih marak di pinggir jalan, dekat got, bahkan di trotoar dengan aroma horor.
“Katanya harus beli di tempat resmi. Tapi ke mana dinas selama ini? Nggak ada yang ngawasin juga. Cuma modal baliho?” ketus Nurhasanah (42), warga Grogol.
Tokoh pemuda Cilegon, Rijal Maulana, juga angkat suara. Ia menilai imbauan kesehatan akan lebih bermakna jika dibarengi aksi nyata seperti posko pemeriksaan hewan kurban gratis atau pengawasan lokasi penyembelihan.
“Bukan cuma ngasih tips, tapi hadir langsung. Pemerintah jangan cuma cerewet di media, tapi bisu di lapangan,” ucapnya.
Ironi semakin kentara ketika soal limbah penyembelihan hewan. Tahun lalu, warga mengeluhkan bau menyengat dari sisa potongan hewan yang dibuang sembarangan. Tapi sayangnya, solusi nyata dari Pemkot belum juga terlihat.
“Kami bukan nggak mau tertib. Tapi fasilitasnya mana? Edukasi langsung ke RT-RW juga nggak ada. Imbauan model begini mah kayak salinan Google Translate,” sindir Sari, ibu rumah tangga dari Cibeber.
Padahal, jika merujuk pada data internal tahun lalu, Dinas Kesehatan menerima 27 laporan keluhan gangguan pencernaan usai perayaan Iduladha—mayoritas akibat penyimpanan dan konsumsi daging yang tidak sesuai standar.
“Kalau mau Iduladha tahun ini sehat dan berkah, jangan cuma kasih daftar imbauan. Bergerak dong, jangan cuma berbusa,” tutup Bambang, warga Ciwedus. ((Rds-03)
—
???? DISCLAIMER:
Berita ini menyajikan opini dan keluhan masyarakat sebagai bagian dari kontrol sosial. Semua pihak memiliki hak jawab dan hak klarifikasi sesuai amanat UU Pers No. 40 Tahun 1999.
