Tambang Pasir Merajalela di Lingkar Selatan, Warga Kritik Solusi Instan Pemkot

76

IMG 20250911 WA0039

CILEGON | BIDIK BANTEN – Aktivitas tambang pasir di Cilegon makin merajalela. Bukan hanya di Bagendung, tapi juga sepanjang jalan Lingkar Selatan dari Kecamatan Cibeber, Citangkil, hingga Ciwandan. Dampaknya langsung terasa ke warga: tebing longsor, jalanan rusak, sampai rumah yang nyaris ambruk.

Wali Kota Cilegon Robinsar turun sidak ke salah satu lokasi tambang di Bagendung. Ia menegaskan, semua tambang tanpa izin bakal disegel oleh Satpol PP. “Pokoknya kegiatan yang tidak berizin kami tutup. Satpol PP segel supaya mereka mengurus izin yang benar,” katanya kepada wartawan.

Namun solusi yang ditawarkan untuk rumah warga yang berada di tepi tebing menuai kritik. Perusahaan tambang menyebut siap membeli rumah tersebut agar tidak lagi membahayakan penghuninya.

Bagi warga, cara ini bukan jawaban.

“Kalau rumahnya dibeli perusahaan, longsornya hilang? Enggak kan. Masalah tetap ada. Masa setiap ada rumah terancam langsung dibeli? Itu bukan penyelesaian, itu cuma nutup mata,” kata seorang warga sekitar.

Warga lain juga menyoroti persoalan tambang pasir yang menjalar di berbagai titik Lingkar Selatan.

“Bukan cuma Bagendung. Dari Cibeber sampai Citangkil dan Ciwandan juga banyak tambang. Kalau diselesaikan dengan beli rumah satu, terus yang lain gimana? Tambang makin merajalela, warga yang kena dampak,” ujarnya.

Sementara itu, pihak perusahaan tambang melalui Setiawan mengaku sudah bertemu dengan pemilik rumah di Bagendung dan siap melakukan transaksi jual beli. Perusahaan juga mengklaim sudah membuat pagar pembatas demi keamanan.

Tetapi warga tetap menegaskan bahwa persoalan utama bukan sekadar soal rumah.

“Yang bahaya bukan cuma satu keluarga, tapi semua orang di sekitar jalur tambang. Kami minta pemerintah serius menutup tambang liar, bukan kasih solusi instan yang bikin masalah seakan selesai,” tegas warga lain. (Rds-04)