CILEGON | BIDIKBANTEN.COM – Duka dan amarah masih membara atas wafatnya Afan Kurniawan (2004–2025), driver ojek online yang tewas tragis setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Afan, pemuda sederhana yang dikenal ulet bekerja demi keluarga, kini telah pergi untuk selamanya. Kepergiannya bukan sekadar kehilangan bagi keluarga, tapi juga luka sosial yang menohok rasa keadilan rakyat kecil. Tragedi ini menjadi pengingat betapa rapuhnya posisi rakyat jelata di hadapan kekuasaan bersenjata.
Gelombang duka itu kini bersambung dengan suara tokoh masyarakat. H. Deni Juweni, Ketua Banten Monitoring Perindustrian dan Perdagangan (BMPP) sekaligus pembina Cilegon Education Watch (CEW), menyampaikan belasungkawa mendalam sekaligus pesan kuat agar keadilan ditegakkan.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami turut berduka cita atas wafatnya Afan Kurniawan. Semoga amal ibadah almarhum diterima Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan,” ujar H. Deni melalui pamflet resmi yang disertai logo BMPP, CEW, dan PT Garda Putra Daerah (GPD).
Tak berhenti di situ, pamflet tersebut juga menuliskan penghormatan khusus untuk Afan dengan kalimat: “Selamat jalan pejuang kemanusiaan dan teladan kesederhanaan.” Sebuah ungkapan yang menegaskan bahwa meski hanya seorang ojol muda, Afan telah meninggalkan teladan yang layak dikenang.
H. Deni menegaskan, kasus ini tidak boleh dianggap selesai hanya dengan penahanan tujuh anggota Brimob. “Keadilan harus ditegakkan. Nyawa rakyat kecil tidak boleh diperlakukan seolah tanpa nilai,” tegasnya.
Kini, duka dan amarah itu berkelindan di hati masyarakat. Nama Afan Kurniawan bukan hanya tercatat sebagai korban, tapi juga simbol perlawanan rakyat kecil yang menuntut keadilan.