Cilegon – Suasana Kota Cilegon kembali memanas! Ratusan warga menggelar aksi damai di depan proyek PT Chandra Asri Alkali (CAA) sebagai bentuk protes sekaligus tuntutan atas janji-janji pekerjaan yang tak kunjung jelas.
Aksi ini digelar tak lama setelah publik dikejutkan oleh penetapan tiga tokoh ormas sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemalakan terhadap perusahaan kimia besar tersebut. Mereka adalah Salim, Ketua Kadin Cilegon; Rufaji, Ketua HNSI Cilegon; dan Ismatulloh Ali, Wakil Ketua Kadin. Ketiganya kini ditahan oleh Polda Banten.
Namun unjuk rasa warga bukan semata bentuk reaksi atas kasus hukum. Lebih dari itu, mereka menuntut kesempatan kerja yang adil dan terbuka bagi masyarakat lokal, khususnya di tengah pembangunan besar yang dilakukan PT CAA.
“Kami di sini aksi damai menuntut hak. Kami butuh pekerjaan, bukan pungutan liar. Kami punya kemampuan—helper, security, driver, mechanical—tinggal diberi kesempatan,” ujar salah satu orator di hadapan massa.
Mereka juga menyampaikan kekhawatiran soal meningkatnya pengangguran di Cilegon yang bisa memicu krisis sosial, seperti kejahatan jalanan, narkoba, hingga premanisme.
“Kalau anak-anak kami tidak bekerja, jangan salahkan kalau mereka terjebak ke jalan yang salah. Kami ingin solusi, bukan janji,” lanjut orator lainnya dengan nada tegas.
Warga berharap PT CAA yang tengah membuka proyek besar, membuka lowongan kerja bagi warga lokal tanpa syarat yang menyulitkan. Mereka juga mendorong peran aktif pemerintah kota dalam menjembatani aspirasi rakyat dengan dunia industri.
“Kami wakili para orang tua. Jangan biarkan anak-anak kami cuma jadi penonton di tanah sendiri. Buka ruang kerja untuk warga Cilegon!”
Aksi berjalan damai dan mendapat pengamanan dari pihak kepolisian. Warga pun mengapresiasi Polres Cilegon yang dinilai mampu menjaga situasi tetap kondusif di tengah gejolak sosial yang memanas.


































