CILEGON | BIDIKBANTEN.COM –Di tengah persoalan sampah yang makin bikin resah warga Cilegon, sebuah gerakan kecil namun penuh tekad muncul dari Kelurahan Bagendung. Namanya Bank Sampah Cinta Bersih, wadah gotong royong warga yang lahir bukan dari proyek besar, tapi dari kejenuhan melihat sampah menumpuk tanpa solusi. Di tempat inilah warga mulai belajar satu hal penting: sampah nggak cuma kotor, tapi juga bernilai.
Gerakan ini tumbuh pelan namun konsisten. Setiap hari ada saja warga yang datang membawa botol plastik, kardus, atau sampah residu yang sebelumnya cuma mereka buang ke pojokan rumah. “Kami ini capek lihat sampah numpuk. Ya udah, kita kelola bareng-bareng biar lingkungan bersih, warga juga dapat manfaat,” ujar Udin, salah satu pengurus divisi produksi.
Dampaknya kerasa. Ibu-ibu yang dulu abai sekarang sudah mulai memilah sampah dari dapur. Anak-anak pun mulai paham mana sampah organik, mana yang bisa dijual. Bahkan bapak-bapak yang awalnya cuma nonton, sekarang mulai ikut nimbang sampah tiap pekan. Perubahan kecil, tapi berarti.
Di balik itu semua, Bank Sampah Cinta Bersih punya mimpi besar: mengolah residu jadi Bahan Jumputan Padat (BBJP), sebuah bahan bakar alternatif yang bisa bantu Kota Cilegon menekan volume sampah. Struktur organisasinya tertata rapi—ada penasehat, pembina, divisi pemasaran, pemilahan, penimbangan, dan lainnya. Mereka juga sudah resmi terdaftar dengan Nomor Induk Berusaha (NIB) 2803230001444. Artinya, mereka bukan gerakan ecek-ecek. Ini badan usaha mikro resmi yang siap berkembang kalau didukung.
Tapi warga tahu, niat baik saja nggak cukup. Mereka butuh alat yang layak, area pengolahan yang memadai, hingga pendampingan teknis. “Kami kuat di semangat, tapi fasilitas terbatas. Kalau mau gerakan ini tumbuh, pemerintah harus turun tangan,” kata Gan Gan selaku direktur.
Warga sekitar Bagendung juga punya harapan serupa. Sri, salah satu warga Curug, bilang, “Kegiatan kayak gini harusnya jadi mitra resmi pemerintah. Kami warga cuma bisa mulai dari hal kecil. Tapi kalau Pemkot ikut bantu, dampaknya jauh lebih besar.”
Kota Cilegon kini dipimpin Wali Kota baru, Robinsar, dan warga berharap babak baru kepemimpinan ini membawa angin segar bagi gerakan lingkungan berbasis masyarakat. Imam, pengurus divisi pemilahan, bilang, “Pak Robinsar ini mulai memimpin. Kami berharap beliau mau melihat langsung kegiatan ini dan memberi dukungan. Ini bukan cuma soal sampah, tapi soal kesehatan dan ekonomi warga.”
Bank Sampah Cinta Bersih percaya bahwa kalau pemerintah kota merangkul gerakan akar rumput, maka masalah sampah nggak hanya berkurang tapi bisa berubah jadi peluang ekonomi. Apalagi BBJP yang mereka rintis punya potensi besar untuk dikembangkan, sekaligus membantu industri lokal mengurangi ketergantungan pada bahan bakar lain.
Di Bagendung, api semangat itu sudah menyala. Yang dibutuhkan sekarang hanya satu: uluran tangan pemerintah, agar langkah kecil warga bisa menjelma jadi perubahan besar untuk Kota Cilegon. (Handi)




































