CILEGON | BIDIKBANTEN.COM – PT Krakatau Sarana Properti (KSP) resmi menandatangani kerja sama dengan Cengda untuk penyewaan fasilitas gudang serta penyediaan hunian bagi tim proyek selama dua tahun di Kawasan Industri Krakatau. Penandatanganan berlangsung di The Royale Krakatau Hotel, dihadiri jajaran manajemen kedua perusahaan.
Kerja sama ini mencakup satu unit gudang untuk operasional proyek, 18 townhouse, dan 40 unit mess untuk akomodasi pekerja. Meski nilai kontrak tidak diungkapkan secara publik, fasilitas ini ditujukan untuk mendukung kelancaran proyek, efisiensi logistik, dan kenyamanan tim Cengda.
Di lapangan, warga Cilegon mulai menyoroti cakupan alokasi ini. Dari Kelurahan Kotabumi, masyarakat menanyakan keterbukaan nilai kontrak. “Kami ingin jelas, anggarannya berapa, dan siapa yang dapat manfaat langsung,” ujar tokoh warga setempat.
Di Ciwandan, warga menekankan tenaga kerja lokal harus mendapat porsi yang adil. “Kalau ada 40 mess, berapa orang lokal yang tinggal di situ? Dan pekerjaan logistik, sopir, teknisi, siapa yang pegang?” keluh warga.
Di Citangkil, pengusaha lokal berharap dilibatkan, terutama di bidang konsumsi, transportasi, dan layanan tambahan di kawasan industri. Sementara warga di Ramanuju, Purwakarta menekankan perlunya pengawasan agar aset strategis tidak sepenuhnya dikendalikan pihak luar.
Soal dampak sosial, warga Gunung Sugih menyoroti hunian dua tahun bagi tim proyek. Mereka berharap tata ruang, keamanan, dan lingkungan sosial tetap dijaga.
Kesimpulannya, publik Cilegon mendukung investasi tapi menuntut: Transparansi nilai kontrak dan alokasi fasilitas, Prioritas tenaga kerja lokal, Keterlibatan pengusaha lokal di proyek, Keseimbangan dampak sosial dan tata ruang.
Investasi boleh megah, tapi manfaat nyata dan keterbukaan tetap jadi prioritas. (Red-08)

































