
CILEGON | BIDIKBANTEN.COM – Warga Kota Cilegon menyambut baik langkah Pemerintah Kota dalam mengaktifkan pelayanan kesehatan 24 jam di seluruh puskesmas. Namun, di balik apresiasi itu, masih tersimpan untaian harapan yang belum tuntas—khususnya terkait layanan persalinan darurat atau ponet yang belum tersedia merata.
Warga Jombang, Dede Supriadi (36), mengaku bersyukur puskesmas tempat tinggalnya kini sudah aktif melayani 24 jam. “Sekarang kalau anak saya panas tengah malam, gak perlu panik langsung ke RSUD. Cukup ke puskesmas Jombang, alhamdulillah udah buka terus,” ujarnya.
Namun, ia juga berharap fasilitas ponet bisa segera diadakan. “Kalau istri saya tiba-tiba mau melahirkan tengah malam, bingung juga. Harus lari ke Ciwandan atau Citangkil. Jaraknya lumayan, dan kalau udah kontraksi gak bisa nunggu lama,” tambahnya.
Keluhan serupa datang dari Nurlela (41), warga Purwakarta. Ia menilai kehadiran IGD 24 jam di puskesmas adalah langkah maju, tapi belum cukup menyentuh kebutuhan mendesak perempuan. “Kami butuh tempat melahirkan yang aman dan cepat. Kalau harus ke RSUD, bisa kehabisan waktu. Apalagi kadang di RSUD juga penuh,” katanya.
Di sisi lain, pihak Dinas Kesehatan Kota Cilegon menyatakan komitmennya untuk menambah fasilitas ponet di puskesmas yang belum memilikinya. “Saat ini baru lima puskesmas yang memiliki layanan persalinan dan ponet, sisanya menyusul tahun depan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Cilegon dalam kunjungan monitoring di Puskesmas Jombang.
Pemerintah juga menjelaskan bahwa keterbatasan tenaga medis bersertifikasi dan syarat administratif menjadi kendala pengadaan ponet. Meski demikian, upaya untuk menyiapkan segala kebutuhan sudah mulai dilakukan agar target bisa tercapai di tahun anggaran berikutnya.
Sementara itu, sejumlah warga berharap program layanan kesehatan ini tidak sekadar simbolik. “Jangan cuma dibilang aktif 24 jam, tapi pas warga datang malah gak ada dokter atau gak bisa ditangani,” tegas Andi, warga Cibeber.
Program 100 hari Wali Kota Cilegon saat ini memang telah mencakup reaktivasi layanan 24 jam di sembilan puskesmas, termasuk Merak, Ciwandan, dan Cibeber. Namun, untuk bisa benar-benar merata dan menyentuh kebutuhan masyarakat, terutama ibu hamil dan pasien non-darurat, warga ingin lebih dari sekadar janji.
“Cilegon bukan cuma butuh puskesmas yang buka 24 jam, tapi juga pelayanan yang sigap, ramah, dan tuntas,” pungkas Rini, warga Citangkil. (Rds-04)