Sekda Cilegon Geram! Lurah Malas Bakal Dievaluasi, Jangan Cuma Nunggu Mutasi

308

Sekda Cilegon Maman Mauludin memberikan pernyataan tegas soal evaluasi kinerja lurah yang malas dan tidak inovatif

CILEGON – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon, Maman Mauludin, melempar ultimatum keras buat para lurah yang ogah serius kerja. Evaluasi kinerja bukan lagi wacana, tapi sudah masuk tahap “ngitung dosa” siapa yang kerja beneran dan siapa yang cuma numpang eksis.

“Tugas saya jelas: evaluasi! Bukan cuma kinerja, tapi realisasi kerja juga kami pantau. Jadi, lurah-lurah itu kerja aja yang serius. Enggak usah mikir mutasi rotasi, itu pasti datang pada waktunya,” tegas Maman, Kamis (22/5/2025).

Maman juga menyoroti lurah yang terlalu mengandalkan APBD. Di tengah kondisi efisiensi anggaran, para lurah malah belum terlihat mampu menggali potensi pendapatan asli wilayahnya sendiri. Belum lagi minim inovasi dan nyaris nihil usulan segar untuk pemerintah kota.

“Catatan penting nih buat mereka. Jangan jadi lurah yang cuma nerima gaji, tapi kerja kagak ngasih solusi,” semprot Maman.

Wakil Wali Kota Turut Sewot: Lurah Cuma Gaya-Gayaan

Senada dengan Sekda, Wakil Wali Kota Cilegon, Fajar Hadi Prabowo, juga ikutan uring-uringan. Selama hampir tiga bulan memimpin, ia mengaku kecewa berat karena banyak lurah yang tak maksimal. Alih-alih melayani rakyat, malah sibuk foto-foto dan nunggu dijenguk kepala daerah.

“Lurah itu garda terdepan. Tapi kenyataannya? Saya enggak lihat itu! Yang ada mereka lebih sibuk pencitraan. Camatnya malah lebih mendingan sedikit,” ketus Fajar, Rabu (21/5/2025).

Fajar bahkan menyebut lurah di Cilegon terlalu manja. Semua harus pakai DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran). Kalau enggak ada dana, ya ogah gerak.

“Bandel. Banyak yang bandel. Padahal niat bantu rakyat itu enggak harus nunggu duit turun. Asal niat tulus dan punya tangan, ya kerja dong! Jangan cuma nunggu anggaran, terus ujug-ujug minta renovasi kantor,” ujarnya sinis.

Tegas! Lurah Diminta Kerja Tulus dan Serius

Baik Maman maupun Fajar kompak: ke depan, para lurah harus berubah. Pelayanan ke masyarakat harus jadi prioritas utama, bukan cuma formalitas belaka.

“Kerja itu ibadah. Kalau lurah serius, tulus, dan niat bantu masyarakat, insya Allah hasilnya berkah,” pungkas Fajar. (*/red)