CILEGON – Aroma anyir kasus dugaan pemaksaan jatah proyek Rp 5 triliun oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon belum juga reda. Kini, Polda Banten melempar sinyal keras: bisa saja ada tersangka baru!
Hal ini ditegaskan langsung oleh Direktur Reskrimum Polda Banten, Kombes Pol Dian Setyawan, dalam keterangan persnya, Selasa (20/5/2025).
“Sangat mungkin. Berdasarkan pemeriksaan dari para subkon (subkontraktor), jika ditemukan bukti baru, kami tidak menutup kemungkinan akan muncul tersangka tambahan,” tegas Dian.
Hingga hari ini, sudah 22 saksi diperiksa, termasuk ahli pidana yang turut dimintai pendapat hukumnya. Menariknya, polisi menjadwalkan pemeriksaan terhadap PT Total pada Rabu mendatang—perusahaan yang disebut-sebut sebagai subkon dari PT China Chengda Engineering.
“Kita akan periksa PT Total. Mereka bagian dari subkon PT Chengda,” ujarnya lagi.
Dian menggarisbawahi, untuk saat ini kasus ini masih mengarah ke PT Chengda sebagai kontraktor utama proyek raksasa milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Belum ada laporan apakah praktik serupa dilakukan terhadap perusahaan lain di wilayah Cilegon.
“Sementara kami baru melihat bukti dari video yang terjadi di PT Chengda saja,” katanya.
Seperti diketahui, Ketua Kadin Cilegon Muhammad Salim sudah resmi jadi tersangka. Ia ditahan setelah polisi menggelar perkara Jumat (16/5) malam.
“Pukul 21.00 WIB kami lakukan gelar perkara penetapan tersangka dan langsung penahanan,” ujar Kombes Dian.
Muh Salim tidak sendiri. Wakil Ketua Kadin Bidang Industri, Ismatullah (39), dan Ketua HNSI Cilegon, Rufaji Jahuri (50), juga ikut ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dituding memaksa pihak PT Total agar menyerahkan proyek bernilai triliunan tersebut tanpa proses lelang.
“Muh Salim dan Ismatullah menemui PT Total, perwakilan PT Chengda, dan memaksa meminta proyek,” tandasnya. (*/red)
