Tanggal 20 Mei bukan sekadar tanggal biasa. Ini hari sakral yang mengingatkan kita bahwa bangsa ini pernah bangkit dari keterpurukan dan penjajahan dengan senjata utama: pikiran dan semangat persatuan.
Demikian disampaikan Ketua Umum LSM BMPP, Deni Juweni, saat mengupas sejarah penting Hari Kebangkitan Nasional, Selasa (20/5/2025).
“20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi Budi Utomo, peluru pertama yang menandai kebangkitan pergerakan nasional Indonesia,” tegas Deni.
Budi Utomo: Pelopor Nasionalisme Modern
Budi Utomo lahir dari tangan para pelajar STOVIA atas dorongan Dr. Wahidin Sudirohusodo dan dipimpin oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi motor penggerak pertama yang mengubah paradigma perjuangan bangsa dari kedaerahan ke nasionalisme yang terorganisir.
“Budi Utomo bukan sekadar organisasi pemuda biasa. Mereka membuktikan bahwa ide dan pendidikan bisa jadi senjata ampuh M melawan penjajah,” tambah Deni, 20/5/2025).
Presiden Soekarno dan Simbol Kebangkitan
Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilakukan Presiden Soekarno pada 1948, sebagai penghormatan atas lahirnya Budi Utomo dan semangat yang menyala di awal abad ke-20.
Gerakan Budi Utomo dan Dampaknya
Walau kerap dianggap elitis dan Jawa-sentris, Budi Utomo membuka jalan bagi organisasi lain seperti Sarekat Islam, Muhammadiyah, hingga momentum Sumpah Pemuda 1928, yang mempertegas persatuan bangsa.
“Kita harus ingat, tanpa Budi Utomo, gelora nasionalisme yang membara mungkin tidak akan sebesar sekarang,” tegas Deni.
Kongres Pertama dan Penyebaran Semangat
Kongres pertama di Yogyakarta, Oktober 1908, menandai titik tolak perkembangan Budi Utomo. Dari situ, cabang-cabang organisasi mulai muncul di berbagai daerah, menyebarkan semangat persatuan dan perjuangan.
Makna Hari Kebangkitan Nasional
“20 Mei adalah panggilan agar kita semua terus membangkitkan semangat nasionalisme, bukan cuma mengandalkan kekuatan fisik, tapi juga kekuatan ide dan pendidikan,” tutup Deni Juweni.