Viral Video Minta Jatah Proyek Rp 5 Triliun, Ketua KADIN Cilegon Diperiksa Polda Banten!

89

 

images 19

Cilegon – Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Cilegon, Muhammad Salim alias Abah Salim, resmi diperiksa penyelidik Subdit 1 Kamneg Ditreskrimum Polda Banten, Kamis (15/5/2025). Pemeriksaan ini buntut dari viralnya video permintaan jatah proyek senilai Rp 5 triliun kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Dari informasi yang diterima, Abah Salim mulai diperiksa sejak pukul 09.00 WIB tanpa didampingi kuasa hukum. Barulah sekitar pukul 12.35 WIB, ia keluar ruangan dengan senyum misterius, mengenakan kemeja biru dongker, dan dikawal oleh penyelidik. Saat ditanya awak media, ia hanya tersenyum tanpa sepatah kata. Penyelidik pun singkat berujar, “Belum selesai, mau Salat. Istirahat dulu.”

Kombes Pol Didik Hariyanto, Kabid Humas Polda Banten, mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah menyelidiki kasus permintaan jatah proyek jumbo tersebut. “Iya benar, sedang dalam penyelidikan,” tegas Didik.

Didik mengungkapkan bahwa penyelidikan ini bermula dari video viral di media sosial yang memperlihatkan adanya pertemuan antara pihak pengusaha dan orang-orang yang diduga dari Chengda Engineering Co, kontraktor asal China yang menggarap proyek pabrik kimia chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri.

Dalam video itu, terdengar seseorang mengenakan baju putih bertuliskan KADIN KOTA CILEGON secara gamblang menyampaikan permintaan proyek:

“Tanpa ada lelang, porsinya harus jelas, 5 triliun untuk Kadin, 3 triliun untuk… (suara tak terdengar jelas)… dibagi!”

Lebih lanjut, orang itu menyebutkan bahwa proyek pembangunan pabrik kimia tersebut mencapai nilai Rp 15 triliun. “Dari kegiatan Cengda ini besar sekali, triliunan. Kita bagi ajalah, masih ada 15 triliun, berapa untuk lokal,” ujar suara dalam video tersebut.

Terkait dugaan unsur pengancaman, Polda Banten belum berani menyimpulkan. “Sedang proses penyelidikan, hasilnya nanti disampaikan,” ujar Didik singkat.

Kasus ini menuai sorotan publik karena melibatkan tokoh penting di Kota Baja dan memunculkan kembali sorotan soal dugaan praktik “jatah proyek” dalam mega proyek nasional. (*/red)