Cilegon, Banten – Dunia investasi di Kota Cilegon diguncang kabar memalukan. Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan dugaan pemerasan dalam proyek pembangunan pabrik kimia raksasa Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Dalam video tersebut, tampak sejumlah pihak—yang disebut-sebut berasal dari Kadin Cilegon dan ormas lokal—bertemu dengan perwakilan Chengda Engineering Co, kontraktor utama proyek. Suasana tegang tergambar saat seorang pria berbaju putih terdengar diduga meminta jatah proyek senilai triliunan rupiah.
“Tanpa ada lelang, porsinya harus jelas. Rp 5 triliun untuk Kadin, Rp 3 triliun juga buat Kadin,” ucapnya dalam video yang kini ramai diperbincangkan warganet.
Menanggapi kejadian ini, Kang TB Maman Sutrisno—penggiat sosial budaya, Dewan Penasehat Laskar Kesultanan Banten, dan pengurus Dewan Kebudayaan Kota Cilegon—melontarkan kritik keras.
“Ini aib! Ini penghinaan terhadap wajah Cilegon. Kalau dibiarkan, investor bisa kabur semua. Wali kota harus turun tangan, jangan diam!” tegas Kang TB Maman.
Sebagai tim sukses dari Wali Kota Robinsar Fajar, Kang TB Maman menilai dugaan pemerasan ini sebagai bentuk pengkhianatan terhadap masa depan kota dan rakyatnya.
“Kalau proyek Rp 5 triliun bisa diminta tanpa prosedur dan lelang oleh oknum-oknum tertentu, terus rakyat dapat apa? Ini kota industri, bukan ladang bancakan,” tandasnya.
Ia juga mengingatkan kondisi pengangguran Cilegon yang masih di angka sekitar 6 persen. Proyek industri seperti CA-EDC, menurutnya, harusnya jadi solusi untuk serapan tenaga kerja, bukan malah jadi rebutan kelompok-kelompok yang ingin keuntungan instan.
“Kepala dingin dong! Jangan bawa emosi atau kepentingan pribadi. Ini soal harga diri Cilegon. Semua harus kerja, semua harus sejahtera—itu yang utama,” ujar Kang TB Maman.
Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pengusaha, pemerintah, dan masyarakat, serta menjunjung transparansi dalam proses pembangunan.
“Kita ini jangan cuma teriak ‘adil makmur’ di spanduk, tapi praktiknya main belakang. Ingat, warga Cilegon bukan penonton. Mereka harus dilibatkan, diberdayakan,” tegasnya.
Kang TB Maman mengakhiri pernyataannya dengan mendesak Wali Kota untuk segera bertindak dan mengusut tuntas dugaan pemerasan ini demi menyelamatkan citra dan masa depan Kota Cilegon sebagai kota industri.