Satpol PP Bangun 3 Pos Jaga Usai Relokasi PKL Pasar Kranggot, Warga Bilang: Bagus, Tapi Jangan Cuma Gagah di Awal!

71

Dua petugas Satpol PP Cilegon berjaga di bawah tenda merah di trotoar Pasar Kranggot, berdiri di dekat warung minuman jus.

CILEGON | BIDIKBANTEN.COM – Pasca relokasi pedagang kaki lima (PKL) dari bahu jalan sekitar Pasar Kranggot, Satpol PP Kota Cilegon langsung bergerak cepat. Tiga pos jaga permanen didirikan di titik-titik strategis untuk memastikan para pedagang tidak kembali “menguasai” trotoar dan jalanan yang sebelumnya jadi lokasi berjualan.

Plt Kepala Satpol PP Kota Cilegon, Tunggul Fernando Simanjuntak, menjelaskan bahwa relokasi dilakukan secara bertahap hingga 24 Juni 2025. Untuk menjamin tidak ada PKL yang kembali ke titik lama, pihaknya menurunkan dua peleton personel untuk berjaga siang malam secara bergantian.

 “Petugas kita tempatkan di tiga titik, yaitu pintu masuk, area bongkar muat, dan pintu belakang pasar. Kita libatkan juga pamdal dan Dishub. Ini kolaborasi pengamanan, bukan gaya-gayaan,” tegas Tunggul, Minggu (22/6/2025).

Pedagang Lega tapi Waswas: Takut Dagangan Sepi

Meski sebagian besar PKL sudah menempati area baru yang disiapkan pemerintah, tak sedikit di antara mereka mengaku masih canggung dengan lokasi baru yang dianggap kurang strategis. Beberapa pedagang bahkan takut kehilangan pelanggan.

“Kami sih ikut aturan, pindah juga. Tapi tempat baru agak ke dalam, jadi takut sepi. Harapannya sih ada pengunjung tetap diarahkan ke dalam juga,” ujar Santi (34), pedagang jus yang sebelumnya berjualan di pinggir jalan.

Suara Warga: Tertib Itu Bagus, Tapi Jangan Cuma Sekadar Aksi Pajangan

Sementara itu, warga sekitar menyambut positif penataan pasar yang kini terlihat lebih rapi. Tapi mereka juga mengingatkan agar ketegasan ini tidak cuma di awal-awal saja.

“Dari dulu juga gitu, awalnya ditertibkan, eh lama-lama balik lagi. Kalau sekarang mau serius, ya jangan kendor. Kasihan juga kalau udah rapi, terus dibiarkan lagi semrawut,” ungkap Iwan (42), warga Link Kranggot.

Jaga Ketertiban atau Mengulang Sejarah?

Satpol PP tampaknya paham betul dengan dinamika ini. Tiga pos jaga yang dibangun bukan sekadar simbolis, tapi menjadi benteng utama agar relokasi tidak sia-sia. Kontrol berkelanjutan, patroli rutin, dan koordinasi lintas instansi jadi kunci utama.

 “Kami tidak ingin usaha relokasi ini hanya jadi seremoni. Ketegasan tetap diutamakan, tapi kami juga memahami keresahan para pedagang. Makanya, pendekatannya harus humanis juga,” jelas Tunggul.

Penataan PKL di Pasar Kranggot adalah satu dari sekian upaya Pemkot Cilegon membenahi wajah kota. Tapi semua itu akan percuma kalau tidak dijaga dengan konsisten. Warga dan pedagang sama-sama berharap: relokasi jangan cuma jadi proyek musiman yang ujung-ujungnya kembali seperti semula.