PANDEGELANG | BIDIKBANTEN.COM – Dalam sejarah dan cerita rakyat Pandegelang, Banten, nama Kibuyut Papa dikenal sebagai sosok legendaris yang tak lekang oleh zaman. Ia bukan sekadar tokoh mitos, tetapi figur penting yang melekat dalam identitas budaya masyarakat Pandegelang.
Pande Besi yang Sakti Mandraguna
Menurut kisah yang diwariskan turun-temurun, Kibuyut Papa adalah seorang pande besi — ahli dalam membuat alat-alat dari besi. Namun, keahliannya bukan sembarang keahlian. Ia dikenal sakti mandraguna, mampu menciptakan besi-besi tempa yang bukan hanya kuat secara fisik, tapi diyakini memiliki kekuatan gaib.
Kibuyut Papa disebut-sebut sebagai pembuat gelang-gelang besi atas perintah Sultan Maulana Hasanuddin, Sultan pertama Kesultanan Banten. Tempat di mana ia membuat gelang-gelang tersebut kemudian dikenal dengan nama Pandegelang, yang diyakini berasal dari gabungan kata pande (ahli besi) dan gelang.
Pendekar Banten dan Murid Ulama Besar
Lebih dari sekadar pandai besi, Kibuyut Papa juga dikenal sebagai seorang jawara atau pendekar sakti yang menguasai ilmu mande, yaitu ilmu bela diri atau kekebalan. Ia disegani bukan hanya karena kekuatannya, tetapi juga karena kedekatannya dengan tokoh-tokoh spiritual.
Dalam beberapa riwayat, Kibuyut Papa disebut sebagai murid dari Sheikh Abdul Jabar, seorang ulama besar yang turut andil dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Pandegelang. Hubungan keduanya menggambarkan bagaimana ilmu dunia dan spiritual saling melengkapi dalam perjalanan tokoh ini.
Jejak Makam dan Petilasan
Makam Kibuyut Papa berada di Kampung Kadutokek, Kelurahan Pandegelang, Kecamatan Pandegelang, Kabupaten Pandegelang, Banten. Lokasi tepatnya berada pada koordinat 06°18’20.25” LS dan 106°06’44.5” BT. Makam ini menjadi salah satu destinasi ziarah spiritual yang ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah, terutama pada momen-momen tertentu dalam kalender Islam.
Selain itu, di daerah Ciherang, Pandegelang, terdapat pula sebuah situs yang dikenal sebagai Makar Kibuyut Papa Ciherang, yang dipercaya sebagai petilasan atau tempat singgah beliau semasa hidupnya. Kehadiran dua lokasi ini menunjukkan luasnya pengaruh dan perjalanan sang tokoh. (Rds)
????️ Disclaimer;: Artikel ini disusun berdasarkan cerita rakyat, catatan sejarah lokal, dan sumber-sumber kepercayaan masyarakat yang bersifat lisan. Keabsahan historis dapat bervariasi menurut versi cerita dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat.
