Panasonic Holdings sedang melakukan manuver tajam di lintasan industri global. Raksasa elektronik asal Jepang ini mengumumkan rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawan di seluruh dunia!
Langkah ini bukan sekadar buang beban, tapi jadi strategi bersih-bersih demi efisiensi dan profitabilitas jangka panjang. Separuh dari jumlah korban PHK berada di Jepang, dan sisanya tersebar di luar negeri. Total karyawan Panasonic saat ini sekitar 228.000 orang, artinya 1 dari 23 karyawan bakal kena ‘surat cinta’ dari manajemen.
Panasonic juga menyiapkan dana jumbo sebesar 130 miliar yen (sekitar Rp14 triliun) untuk membiayai program restrukturisasi, termasuk penutupan unit bisnis tertentu dan tawaran pensiun dini bagi karyawan Jepang.
Namun di balik aroma pahit PHK, ada sisi manis yang bikin manajemen Panasonic tetap sumringah: bisnis baterai kendaraan listrik mereka justru melesat tajam!
Unit energi Panasonic, yang menjadi pemasok utama baterai untuk Tesla dan sejumlah produsen mobil lainnya, diperkirakan akan mencatat kenaikan laba operasi sebesar 39% hingga Maret 2026, yakni mencapai 167 miliar yen. Tahun lalu, segmen ini meraup 120,2 miliar yen, meski sedikit meleset dari target internal 124 miliar yen.
Sayangnya, secara keseluruhan, Panasonic justru memperkirakan penurunan laba operasi sebesar 13%, hanya menyisakan 370 miliar yen untuk tahun ini. Artinya, selain bisnis baterai yang ngegas, sektor lainnya masih megap-megap mencari colokan keuntungan.
(*/Sinta)