LEBAK – Tak seperti kebiasaan lama yang sering kali tak tertulis dalam aturan, Bupati Lebak Hasbi Jayabaya dengan tegas menyatakan bahwa pengangkatan kepala sekolah di wilayahnya sama sekali tak melibatkan Public Relations—apalagi yang berkantong tebal.
“Di Lebak, kami pastikan jabatan bukan didapat lewat lobi-lobi manis atau pertemuan di kafe mahal. Cukup lewat kompetensi dan integritas,” ujar Hasbi, mantan anggota DPR RI, dalam pembinaan Kepsek se-Kabupaten Lebak di Aula Multatuli, Selasa (6/5/2025).
Hasbi bahkan menyentil fenomena “oknum PR freelance” yang biasanya nongol menjelang mutasi jabatan. “Kalau ada yang ngaku-ngaku bisa bantu naik jabatan asal ada imbalan, tolong sampaikan ke saya. Saya punya nomor, dan saya juga punya ingatan,” selorohnya disambut tawa para guru.
Dalam acara tersebut, Hasbi juga membagikan nomor pribadinya—bukan untuk undangan reuni, tapi untuk aduan jika ada praktik titip-menitip berkedok promosi jabatan.
“Jabatan itu bukan doorprize. Kepsek harus punya jiwa pemimpin, bukan hanya pemilik kartu nama dari orang dalam,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Lebak, Hari Setiono, mendukung penuh pernyataan sang Bupati. Ia menegaskan bahwa satu-satunya jalur promosi adalah kompetensi, bukan kenalan satu grup arisan.
“Sudah saatnya sekolah dipimpin orang yang pantas, bukan yang punya ‘backing-an’ kuat. Kami tidak jual jabatan, kami cari pemimpin pendidikan,” tandas Hari. (Sep)