Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak kembali memanggil semangat adat dan budaya lewat gelaran akbar tahunan Seba Baduy 2025 yang resmi dimulai Kamis, 1 Mei 2025. Acara ini berlangsung meriah di Alun-alun Rangkasbitung dan Pendopo Kabupaten Lebak hingga 4 Mei, mengusung tema berbobot: “Ngajaga Tradisi, Ngaraksa Harmoni Pikeun Indonesia Maju.”
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lebak, Budi Santoso, membuka langsung acara ini dengan nada penuh makna. Dalam sambutannya, Budi menyebut Seba Baduy sebagai bentuk rasa syukur masyarakat adat Baduy atas panen yang melimpah ruah selama setahun penuh.
“Ini bukan sekadar pawai budaya, ini adalah momentum spiritual dan sosial. Seba Baduy itu ungkapan syukur, sekaligus ajang silaturahmi antara warga Baduy dengan para pemimpinnya, seperti bupati dan gubernur,” tegas Budi.
Namun, Budi juga memberikan catatan keras: jangan sampai Seba Baduy hanya jadi tontonan semata.
“Baduy itu harus jadi tuntunan, bukan sekadar tontonan. Mereka punya pikukuh—prinsip hidup—yang luar biasa dan diwariskan secara turun-temurun,” katanya, menyentil audiens yang cuma datang buat selfie.
Tak ketinggalan, Budi juga menekankan pentingnya teknologi dalam mendongkrak pariwisata Lebak. “Di era digital, promosi budaya harus naik level. Gunakan teknologi untuk gaet wisatawan, jangan cuma andalkan spanduk dan baliho!” ucapnya, menyindir gaya promosi zaman old.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lebak, Imam Rismahayidin, menyebut Seba Baduy 2025 jadi acara istimewa karena masuk lagi ke dalam program nasional Kharisma Event Nusantara dari Kemenparekraf. Tahun ini, katanya, acara bakal kedatangan tamu-tamu penting dari mancanegara.
“Ada 18 Duta Besar dari berbagai negara yang konfirmasi hadir. Target kami? 35.000 wisatawan harus merapat ke Lebak tahun ini,” ujar Imam dengan percaya diri.
Dengan kolaborasi adat dan teknologi, Seba Baduy 2025 tak cuma jadi pesta budaya lokal, tapi siap jadi magnet wisata nasional bahkan internasional! (Sep)