Cilegon dikenal sebagai pusat industri besar, namun di balik kesan kemajuan tersebut, kemiskinan dan pengangguran terlihat nyata. Potensi industri yang seharusnya menjadi mesin penggerak kesejahteraan malah menyisakan banyak warga lokal yang terabaikan. Pemerintah Kota Cilegon harus mengakui kurang maksimalnya strategi mereka dan segera merombak kebijakan untuk mengatasi ketimpangan ini.
Tingkat pengangguran di Cilegon menunjukkan kurang maksimalnya program dan kinerja pemerintah dalam mencocokkan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri. Alih-alih memperbaiki sistem pelatihan dan menyediakan informasi pekerjaan yang memadai, pemerintah hanya membuat janji kosong. Tanpa reformasi nyata, krisis pengangguran terprediksi akan terus memburuk.
Sementara Cilegon dikelilingi oleh perusahaan multinasional, potensi ini kurang pemanfaatan untuk memperbaiki keadaan ekonomi lokal. Banyak perusahaan lebih memilih merekrut tenaga kerja dari luar daerah daripada mengembangkan keterampilan lokal. Pemerintah harus bertindak tegas untuk memaksa perusahaan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia lokal, bukan hanya mengejar keuntungan jangka pendek.
Kurangnya akses informasi dan kesempatan kerja menunjukkan betapa buruknya sistem yang ada. Warga lokal sering kali tidak memiliki peluang karena kebijakan yang tidak memadai dan kurangnya transparansi dari industri. Pemerintah harus segera memperbaiki cara mereka menyebarluaskan informasi pekerjaan dan memastikan bahwa penduduk setempat tidak terus-menerus terpinggirkan.
Menjelang Pilkada Cilegon 2024, calon walikota harus menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengatasi masalah ini dengan tindakan nyata, bukan retorika kosong. Program yang hanya berfokus pada pencitraan tidak akan cukup. Hanya kandidat yang berani menghadapi tantangan dan menawarkan solusi yang berani dan praktis yang layak mendapat perhatian.
Kebijakan yang ada saat ini jelas kurang maksimal dalam menghubungkan industri dengan masyarakat lokal. Pemerintah harus mengimplementasikan reformasi menyeluruh dalam pelatihan keterampilan dan penyediaan informasi kerja. Tanpa perubahan mendasar, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tetap menjadi slogan tanpa arti.
Pilkada bukan hanya ajang pemilihan, tetapi kesempatan untuk merombak sistem yang telah gagal. Pemilih harus menuntut calon yang menawarkan perubahan nyata dan solusi konkret untuk masalah kemiskinan dan pengangguran. Ini saatnya untuk memilih pemimpin yang benar-benar siap mengambil langkah berani demi masa depan Cilegon. (Red)