Pencapaian kinerja akhir tahun kepemimpinan Helldy-Sanuji sebagai Walikota dan wakil Walikota Cilegon dipertanyakan mahasiswa.
Sejumlah gelaran aksi demo mempertanyakan dan mengkritisi kinerja dan program Walikota Cilegon seringkali di lakukan oleh kalangan penggiat anti korupsi dan kalangan mahasiswa.
Terbaru, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam forum mahasiswa Cilegon menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor walikota Cilegon, Jumat (29/12/2023).
Mereka menagih janji kampanye Helldy Agustian dan Sanuji Pentamarta sebagai Wali Kota Cilegon dan Wakil Wali Kota Cilegon.
Aksi tersebut merupakan aksi refleksi akhir tahun kinerja Pemerintah Kota Cilegon.
Ketua Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC), Arifin Solehudin menyampaikan dalam aksi itu sejumlah organisasi mahasiswa menuntut 10 janji kampanye Helldy-Sanuji.
“Pada hari ini adalah bicara soal 10 janji kampanye yang dijanjikan oleh Pak Helldy di tahun 2019 lalu, kita sangat menagih janji, yang dijanjikan oleh Pak Helldy karena masih banyak yang tidak sesuai dengan target,” ujarnya saat ditemui di sela aksi, Jumat (29/12/2022).
Apalagi, kata Arifin, Helldy Agustian pernah berjanji pada saat menyampaikan janji kampanye, yang jika program kerja tidak terlaksana selama tiga tahun, maka siap mundur sebagai wali kota Cilegon.
“Dia masih punya waktu untuk 2 bulan untuk menyelesaikan program kerjanya, jika tidak terselesaikan silahkan mundur,” katanya.
“Kami tidak akan pernah memaksa untuk mundur, silahkan sadar untuk mundur karena itu yang disampaikan oleh beliau pada saat penyampaian janji kampanye,” sambungnya.
Arifin menyebut, dalam momentum aksi refleksi akhir tahun kinerja Pemerintah Kota Cilegon.
Segenap organisasi mahasiswa menyoroti beberapa pembangunan yang ada di Kota Cilegon.
Salah satu yang menjadi sorotan di antaranya soal Jalan Lingkar Utara (JLU) yang diduga mangkrak tidak ada keberlanjutan pembangunan.yang dilakukan pemerintahan sebelumnya.
“Saya berharap Pak Helldy tidak antipati dengan program yang memang sudah diwariskan dari pemerintah sebelumnya, di mana JLU ini bisa menjadi alternatif Kota Cilegon untuk mengurangi angka kemacetan,” terangnya.
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti soal angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Cilegon.
Di mana sampai hari ini, kata dia, angka pengangguran di Cilegon masih cukup tinggi.
Kemudian soal kesehatan, hingga soal kualitas udara di Kota Cilegon yang dianggap tidak layak.
“Di Kota Cilegon sudah banyak debu polusi itu juga menandakan bahwa Cilegon sudah sudah tidak layak huni di tahun 2024,” jelasnya.
Kemudian terkait air bersih, kata dia, masih banyak warga Kota Cilegon khususnya di daerah Pulomerak yang kekurangan air bersih.
Menurut Arifin, pemerintah seharusnya bisa mencari solusi yang terbaik untuk warga Kota Cilegon.
“Kami menekankan kepada pemerintah kota Cilegon, jangan hanya mencari penghargaan coba cari inisiatif, inovatif ataupun kreatifitas yang kemudian itu bisa dirasakan oleh masyarakat kota Cilegon, bukan hanya dirasakan atau menjadi kepuasan pribadi sebagai pemerintah kota Cilegon,” ucap Arifin.
Senada dengan Arifin, Ketua HMI Cabang Cilegon, Rahmat Hidayatullah menyebut Pemkot Cilegon sangat minim dalam mengajak mahasiswa untuk berkontribusi dalam pembangunan di Kota Cilegon.
“Peran mahasiswa terhadap pemerintahan hari ini, pemerintah mungkin tidak percaya terhadap mahasiswa, mahasiswa tidak pernah dilibatkan,” jelasnya.
Padahal, kata dia, mahasiswa memiliki kemampuan berfikir dalam hal pembangunan.
“Kita ini sebagai mahasiswa memiliki suatu kemampuan untuk berpikir, enggak salahnya kita dilibatkan dalam segi pembangun kota Cilegon yang hari ini semua elemen mahasiswa sama-sama kita mencintai kota Cilegon untuk membangun kota Cilegon yang lebih baik ke depannya,” tandasnya.