Hujan Debu di Lingkungan Linjajar Kota Cilegon, Diduga Karena Aktivitas Industri

372

Debu berwarna hitam hujani warga di Lingkungan Lijajar, Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon.

Ratusan keluarga terdampak hujan debu yang diduga berasal dari industri yang ada di dekat dengan lingkungan tersebut.

Hujan debu sudah terjadi selama beberapa hari, paling parah hari ini, Kamis 9 November 2023.

 Ketua RT 13/06 Saiful Hadi menjelaskan, hujan debu sudah terjadi selama tiga hari dan paling parah terjadi hari ini.

Debu menghujani dua RT, yaitu RT 13 dan RT 19. Ada sekira 240 KK yang terdampak dari pencemaran lingkungan tersebut.

 

Hujan debu tidak hanya mengotori udara dan bagia luar rumah warga, tapi juga masuk ke dalam rumah melalui atap dan pentilasi udara.

Warga menduga debut tersebut berasal dari indsutri, namun warga belum bisa memastikan industri mana yang menyebabkan pencemaran udara tersebut.

“Banyak perusahaan pa, terutama yang setiap tahun dari PT SUJ, di sekliling kita banyak perusahaan, yang menimbulkan debu gak tau dari mana,” ujar Saiful.

Dampak dari hujan debu itu, warga alami batuk-batuk, gatal, mata perih, serta mengganggu penglihatan saat beraktivitas di luar ruangan.

Saiful berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon turun tangan untuk menyikapi persoalan pencemaran lingkungan tersebut.

Warga berharap persoalan tersebut bisa cepat tertangani sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Salah satu warga Sulhiyah meminta tolong kepada pemerintah untuk segera turun tangan menyikapi persoalan tersebut.

Masyarakat sangat berharap pesoalan hujan debu tersebut bisa segera selesai.

“Sudah tiga hari apa empat hari ini, gimana caranya biar bisa hilang debunya, tolong yah pa,” ujarnya.

Menurut Sulhiyah, beberapa hari sebelumnya hujan debu tidak separah hari ini.

“Hari ini (Kamis, 9 November 2023) dari pagi sampai sore debu parah,” paparnya. (*)

Ketua RT 13/06 Saiful Hadi menjelaskan, hujan debu sudah terjadi selama tiga hari dan paling parah terjadi hari ini.

Debu menghujani dua RT, yaitu RT 13 dan RT 19. Ada sekira 240 KK yang terdampak dari pencemaran lingkungan tersebut.

Hujan debu tidak hanya mengotori udara dan bagia luar rumah warga, tapi juga masuk ke dalam rumah melalui atap dan pentilasi udara.

Warga menduga debut tersebut berasal dari indsutri, namun warga belum bisa memastikan industri mana yang menyebabkan pencemaran udara tersebut.

“Banyak perusahaan pa, terutama yang setiap tahun dari PT SUJ, di sekliling kita banyak perusahaan, yang menimbulkan debu gak tau dari mana,” ujar Saiful.

Dampak dari hujan debu itu, warga alami batuk-batuk, gatal, mata perih, serta mengganggu penglihatan saat beraktivitas di luar ruangan.

Saiful berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon turun tangan untuk menyikapi persoalan pencemaran lingkungan tersebut.

Warga berharap persoalan tersebut bisa cepat tertangani sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Salah satu warga Sulhiyah meminta tolong kepada pemerintah untuk segera turun tangan menyikapi persoalan tersebut.

Masyarakat sangat berharap pesoalan hujan debu tersebut bisa segera selesai.

“Sudah tiga hari apa empat hari ini, gimana caranya biar bisa hilang debunya, tolong yah pa,” ujarnya.

Menurut Sulhiyah, beberapa hari sebelumnya hujan debu tidak separah hari ini.

“Hari ini (Kamis, 9 November 2023) dari pagi sampai sore debu parah,” paparnya. (*)