Terganggu dengan Bau Menyengat, Warga Geruduk Pabrik Pengolahan Jagung di Ciwandan

489

20-06-06-warga-datangi-pabrik-pengolahan-jagung-di-cilegon_169

Pencemaran lingkungan kembali terjadi di Wilayah lingkungan Lijajar Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon, kali ini warga langsung mendatangi pabrik yang diduga mencemari lingkungannya.

Puluhan warga sekitar pabrik pengolahan jagung di Ciwandan, Cilegon, mengeluhkan bau menyengat yang menyebabkan pusing hingga mual. Warga mendatangi pabrik tersebut untuk meminta penjelasan.

Warga di sekitar pabrik khususnya di Lingkungan Lijajar, Kecamatan Ciwandan, mengeluhkan bau tersebut sejak sepekan terakhir. Warga merasa terganggu akibat batu tersebut. Bau menyengat itu membuat warga tak bisa tidur lantaran baunya semakin menyengat saat malam hari.

“Kalau siang agak ringan baunya, tapi kalau tengah malam baunya beneran menyengat, anak-anak saya juga nggak bisa tidur karena baunya menyengat. Kepala pusing, muntah-muntah, tenggorokan sakit terus mual-mual baunya ini,” kata warga Lijajar, Susilawati, Jumat (3/3/2023).

Susilawati mengatakan masyarakat kadang mencium bau tersebut tapi kadang juga tidak. Namun, saat malam hari, bau terasa lebih menyengat hingga mengganggu jam tidur warga sekitar.

“Sudah semingguan ini (baunya) kadang muncul kadang nggak. Tapi kalau malem itu kecium banget,” ujarnya.

Warga lain, Sanwani, mengatakan permasalahan bau kerap terjadi tapi tak kunjung ada solusi. Dia mengatakan, sebelum berganti nama menjadi PT Tereos FKS Indonesia, pabrik pengolahan jagung awalnya bernama PT Suba Indah kemudian berganti menjadi PT Redwood hingga sekarang menjadi PT Tereos FKS Indonesia, tapi permasalahan bau menyengat ini kerap terjadi.

“Ini dari zaman Suba Indah, Redwood sampai Tereos ini yang dikeluhkan pasti baunya. Makanya kita datang ke pabrik buat minta pertanggungjawaban,” kata Sanwani.

Sanwani mengatakan, berkaca dari masalah yang dulu, dia menuding pabrik pengolahan jagung tersebut kerap menumpuk limbah hasil olahannya hingga menyebabkan bau menyengat.

“Karena pabrik ingin untung gede akhirnya ditumpuk-tumpuk. Kalau mau ditangani secara maksimal mah tinggal panggil PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri),” kata Sanwani.

Sementara itu, juru bicara pabrik tersebut, Priyo Utomo, mengatakan pihaknya akan menelusuri sumber bau yang dikeluhkan warga. Pihaknya akan menindaklanjuti keluhan warga tersebut.

“Tentunya akan kita tindak lanjuti, sebagai wakil manajemen tentunya akan berusaha semaksimal mungkin jika memang betul itu baunya dari kita. Keluhan masyarakat kita terima dengan lapang dada,” kata Priyo.

Pihaknya akan berdiskusi dan mengecek seluruh bagian pabrik untuk menindaklanjuti keluhan warga tersebut.

“Kita akan berdiskusi dengan bagian produksi, utility untuk me-review ulang bener nggak nih, ya kita akan cek seluruhnya. Sebenarnya kita sudah cek beberapa hari ya, karena sebenarnya perusahaan nakal itu nggak boleh,” kata Priyo.