Bakal Tampil dalam Forum G-20, Begini Kecanggihan Pengolahan Sampah Kota Cilegon

302

046583300_1638467829-IMG-20211202-WA0036__1_

Pemerintah daerah di Jawa Barat (Jabar) dan Kalimantan, belajar pengolahan sampah ke Kota Cilegon, Banten. Sampah diproduksi menjadi co-firing atau bahan campuran batu bara bagi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Tiga daerah yang belajar mengolah sampah yakni Subang dari Jawa Barat, Tabalong dari Kalimantan Selatan, dan Singkawang dari Kalimantan Barat.

“Setiap namanya Diklat PLN di Jakarta, sudah rombongan ketiga, selalu belajar di situ. Belajar sampah, mereka belajar mengelolanya seperti apa, permasalahan sampah adalah permasalahan nasional,” kata Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, di kantornya, Selasa (25/1/2022).

Film dokumenter juga sudah dibuat dan rencananya akan diputar di pertemuan G20 di Bali, sebagai komitmen Indonesia dalam transisi energi.

Helldy menerangkan bahwa proses pengolahan sampah Kota Cilegon sudah dikembangkan sejak Agustus 2021 dan menghasilkan produk co-firing pada Desember 2021.

Saat ini, karena masih prototipe atau percontohan, baru bisa menghasilkan 1,6 ton co-firing yang digunakan oleh PLTU. Dia berharap bisa menghasilkan 200 ton per harinya, agar bisa menghemat APBD untuk mengolah sampah yang biayanya bisa mencapai Rp23 miliar setiap tahunnya.

“Produk sampah di Cilegon ini co-firing, bahan bakar pendamping batu bara. Kalau di kita dari kalorinya mulai dari 3.500 sampai kalorinya 4.900, harganya minimal 85 persen dari harga batu bara. Kalau pabrik itu sudah terbangun di tahun 2022 ini, maka film itu akan diputar di pertemuan G20, di hadapan seluruh kepala negara di dunia,” dia menegaskan.