90 Persen Kamar Pasien Covid 19 di RSUD Penuh Sisanya Waiting List

690

IMG_20210617_131618

Tingkat ketersediaan tempat tidur di berbagai RS di Kota Tangerang untuk pasien Covid-19 kian sedikit. Tak terkecuali di RSUD Kota Tangerang.

Diketahui, 141 tempat tidur telah terisi dari 156 tempat tidur yang tersedia. Bahkan, belasan pasien masuk waiting list untuk fasilitas ruang ICU dan NICU.

“Saat ini, kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya. Sesuai dengan prediksi pengamat kesehatan, dua minggu pasca lebaran Idul Fitri lonjakan terus meningkat tajam. Akan kembali menurun 2 bulan kemudian. Terbukti, persentase tempat tidur di RSUD Kota Tangerang sudah 97,38% terisi,” ungkap dr Dini Anggraeni, Direktur RSUD Kota Tangerang.

Ia pun memaparkan, grafik penambahan pasien Covid-19 rawat inap dari 1-10 Juni 2021 masih diangka 10-16 pasien per hari.

Namun, sejak 10 Juni hingga saat ini, rata-rata 25-31 pasien baru setiap hari.

“Memang peningkatan ini diiringi dengan pasien yang sembuh atau keluar. Namun, angka pasien masuk berbanding jauh dengan yang keluar. Sehingga, kepadatan pasien Covid-19 di RSUD Kota Tangerang pun terjadi,” katanya.

Dengan kondisi ini, RSUD Kota Tangerang sudah menambah ketersediaan tempat tidur 2 kali.

“Normalnya, kapasitas tempat tidur itu 104 bed. 7 Juni kita tambah 26 bed, selang beberapa hari tambah lagi 26 bed. Semua penambahan di lantai 8, totalnya 156 tempat tidur ,” tegasnya.

Pasien di RSUD Kota Tangerang bukan pasien dalam penanganan biasa. Mereka 18 tahun keatas dan beberapa lansia.

Kebanyakan mengalami kesulitan bernafas tanpa bantuan oksigen, mulai dari ringan hingga berat.

“Kondisi ruang isolasi yang penuh dan pasien butuh penanganan khusus. Belum lagi, permintaan pasien RIT. Melalui 102 perawat khusus Covid-19, 4 dokter paru dan 5 dokter spesialis dalam, RSUD Kota Tangerang terus berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin,” jelas dr Dini.

Kondisi ini tidak bisa dianggap remeh. Nakes terus berusaha memberikan yang terbaik. Namun, protokol kesehatan tetaplah garda terdepan.

“Patuhi prokes 5M dan PHBS, dimana pun kapan pun. Jaga diri, keluarga, dan lingkungan kita. Sudah tidak bisa egois yang akhirnya merugikan banyak orang, dan itu sudah banyak contohnya,” tutup dr Dini.