Walikota Cilegon Edi Ariadi menjelaskan, Pemkot Cilegon telah menganggarkan anggaran khusus pengadaan sejumlah kebutuhan penanganan Covid-19. Menurutnya, saat ini yang masih sangat dibutuhkan adalah alat rapid test, karena stok yang ada dianggap sangat tipis dan jauh dari ideal yang dibutuhkan.
“Kebutuhannya 50 persen dari jumlah penduduk,” ujarnya.
Edi mengatakan pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk pembelian rapid test. Namun, barang yang akan dibeli susah didapat.
“Kalau kekurangannya berapa ya masih banyaklah. Bukan anggarannya nggak ada tapi barangnya yang susah,” ujarnya.
Dana itu berasal dari dana tak terduga (DTT) yang disiapkan oleh pemerintah. Kata Edi, dirinya masih berjibaku untuk mendapatkan barang tersebut.
“DTT kan sudah kita tentukan, sudah kita setujui, ada dananya,” kata dia.
Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon Arriadna menjelaskan, saat ini stok alat deteksi dini Covid-19 tersebut berkisar 200 unit
Ariadna yang juga menjabat Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon ini mengaku tidak tahu sampai kapan ketersediaan alat tersebut bisa bertahan.
“Bergantung pada kasusnya. Jika banyak yang tidak bertahan lama,” ujarnya.
Ia melanjutkan, Pemkot Cilegon berencana akan melakukan pengadaan alat tersebut, namun masih menunggu pencairan anggaran.
“Allhamduliah, kemarin, Rabu (13/5), Pemkot Cilegon mendapatkan bantuan alat tersebut dari PT Krakatau Posco sebanyak 900 unit,” tutupnya. (Lingga/Link/red) 111