Soal Tagline Dinasti dan Korupsi Harus Terhenti, Mumu: “Kenapa Tersinggung Kalau Tidak Merasa”

1360
IMG-20200308-WA0002
Ali Mujahidin (Mumu)

Soal Tageline “Dinasti dan Korupsi Harus Terhenti” yang dipersoalkan oleh Bakal Calon Pertahana karena dianggap menyinggung perasaan masyarakat mendapat tanggapan dari Ali Mujahidin atau yang akrab disapa Mumu, dia justru mempertanyakan wilayah masyarakat yang di klaimnya itu.

“Itu masyarakat yang mana ya?” Tanya Mumu.

Padahal, lanjut Mumu, Tagline yang diusungnya hanya kalimat sederhana dan tidak mengandung unsur provokatif.

“Kami kira Tagline “Dinasti Korupsi Harus Terhenti” itu kalimat sederhana yang normatif, tidak melanggar aturan dan undang-undang dan sama sekali tidak mengandung unsur provokatif “biasa-biasa saja. jika ada bakal calon petahana mengusung Tageline “sukses Cilegon Jangan terhenti” itu silahkan saja tapi tentunya “Dinasti & Korupsi Harus Terhenti”. Jadi tidak perlu ada yang tersinggung jika dirinya tidak merasa” Ujar Mumu.

“Dinasti” itu, lanjut Mumu, identik dengan “nepotisme”, dan nepotisme adalah salah satu hal yang dilarang oleh negara, musuh negara, dan di atur oleh undang-undang, karena biasanya nepotisme itu mendekati perbuatan kolusi dan korupsi. Sedangkan Korupsi itu juga biasanya saling terkait dengan nepotisme yang esensinya adalah musuh negara dan musuh masyarakat.

“Lalu salahnya Tageline itu di mana?” Tanya Mumu.

Jika ada pihak yang alergi dan sensitif dengan tageline “Dinasti & Korupsi Harus Terhenti”, lanjut Mumu, tentu perlu dipertanyakan komitmen cakon tersebut.

“Jika alergi terhadap isu penegakan hukum pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme” Ujarnya.

Soal yang bersangkutan mengklaim bahwa dirinya anak pejuang,  sambung Mumu, bukan anak koruptor, silahkan saja namanya juga “ngaku-ngaku” toh masyarakat juga tau fakta yang sesungguhnya, sebenarnya yang bersangkutan itu anak pejuang ? apa anak koruptor? jawablah yang jujur dan jangan dibolak balik.

“Bukankan bangsa ini sepakat bahwa Korupsi, Kolusi Nepotisme itu harus di hentikan? bukankah Korupsi itu merusak tatanan kehidupan bangsa negara dan masyarakat? Bukankah sumber masalah dan persoalan di Kota Cilegon ini juga adalah dinasti dan korupsi ? Sedunia juga tau kalau Kota Cilegon ini banyak masalah korupsinya”terangnya.

Kami kira yang tersinggung dengan Tageline itu,  sambung Mumu, sebaiknya jangan terlalu sensi dan emosi, introspeksi diri saja sama sama, tidak perlu memandang tageline itu provikatif, karna nanti kalau di suruh buktikan provokatifnya di mana dapat hampir dipastikan yang bersangkutan nanti tidak bisa jawab. Kemudian jika mau jadi calon kepala daerah keberatan dengan tage line “Dinasti & Korupsi Harus Terhenti, lalu yang bersangkutan mau menjadi kepala daerah itu tujuannya apa ? Apa mau korupsi? Apa mau Kolusi? Apa hanya mau memperkuat cengkraman dinasti dan korupsi?” Ulas Mumu.

Jawabannya ada pada yang bersangkutan dan warga Kota Cilegon juga tau jawaban yang jujur dan obyektif, terkecuali bagi segelintir kelompok kecil orang orang yang punya kepentingan subyektif.

“Jadi kami tetap akan tegas dan lugas mengusung tageline “Dinasti & Korupsi Harus Terhenti” dan Kota Cilegon kedepan harus berubah lebih baik. Kalau soal debat visi misi program nanti juga ada waktu dan tempatnya untuk di sampaikan kepada masyarakat secara terbuka”tegas Mumu,  Sabtu (7/3/2020) Sore.

(Dik)