Bakal calon Walikota Cilegon, Ratu Ati Marliati menggelar Deklarasi tim pemenangan dan relawan Ratu Ati Marliati yang berlangsung di depan Halaman kantor DPD Partai, Golkar Cilegon, Sabtu (73/2020).
Ati Marliati mengatakan, antusiasme para relawan baik yang tergabung dalam Partai Golkar maupun yang non partai, membangkitkan semangat dan optimisme dirinya sebagai kandidat.
Wakil Walikota Cilegon ini juga menyampaikan terimakasih atas dukungan para relawan terhadapnya maju sebagai Bacalon Walikota Cilegon. Ia mengaku sedikit grogi menyampaikan sambutan karena ditengah deklarasi merasakan kehadiran Almarhum Ayahnya, Aat Syafaat.
“Antusiasme para relawan baik yang tergabung dalam Partai Golkar maupun yang non partai, membangkitkan semangat dan optimisme dirinya sebagai kandidat. Ibarat burung, saya seperti memiliki dua sayap yang kukuh untuk terbang tinggi di atas langit politik Cilegon,” kata Ati.
Ratu Ati mengibaratkan bahwa saat ini ada banyak burung lain yang saat ini juga mulai terbang dan melakukan berbagai manuver di udara.
“Dari mulai cara-cara yang normal sampai dengan cara-cara yang tidak normal. Terdapat banyak indikasi berupa upaya-upaya provokatif untuk menjatuhkan saya sebagai kandidat,” ungkapnya.
Meskipun begitu, ia menyatakan sangat cukup kuat untuk menyampaikan orasi politik dihadapan ribuan pendukungnya dan menyatakan dirinya tidak seperti yang dituduhkan bapaslon lain akhir-akhir ini.
Dihadapan para pendukungnya, Ati menyatakan bahwa dia adalah anak dari seorang pejuang dan bukan sebagai anak dari dinasti turunan korupsi.
“Hari-hari yang saya lalukan bersama segenap tim dan simpatisan, adalah menghampiri dan berjumpa dengan banyak warga dari beragam lapisan. Saya berdialog dengan mereka, mendengar dan menyerap langsung harapan terdalam mereka. Ini sangat penting saya lakukan ketimbang harus meladeni berbagai prasangka buruk yg ditiupkan sementara pihak,” kata Ati.
Calon wali kota yang diusung Partai Golkar itu secara lugas mengatakan bahwa semua itu ia anggap sebagai riak-riak biasa dalam demokrasi untuk mencari perhatian.
“Kalau orang tidak cukup percaya diri untuk dianggap baik, biasanya jalan yang paling mudah adalah memprovokasi warga dan berusaha membuat kesan bahwa orang lain jelek atau buruk, inilah hari-hari yang saya alami belakangan ini. Dan mungkin akan terus berlanjut seiring waktu pilkada yang makin dekat,” ulas Ati.
Dirinya selalu calon Walikota menegaskan bahwa semua itu tidak akan membuatnya baper. Ia juga meminta para pendukungnya semua tidak baper dan tidak reaktif menghadapi prilaku buruk orang lain.
Masih kata Ratu Ati, yang bisa diakukan adalah sebuah rangkaian gerak penyempurnaan dari waktu ke waktu. Sebab membangun sebuah kota dan masyarakat, tidak mungkin berangkat dari titik nol dengan cara membuang capaian di masa lalu dan capaian hari ini. Kalau pun ada, itu tidak lebih dari retorika yang kosong belaka. Itu sebabnya saya menetapkan sebuah kredo, tagline: SUKSES CILEGON TAK BOLEH HENTI,” ujarnya.
Gerak pembangunan yang dilakukan hari ini , lanjut Ati, adalah kelanjutan dari gerak masa lalu, dan gerak yang akan kita tempuh di masa datang berpijak dari gerak hari ini.
“Lalu dari mana logikanya jika membangun kota ini dengan cara meninggalkan masa lalu,” kata Ratu Ati dengan penuh tanda tanya.
Di depan ribuan relawan, Ratu Ati menyatakan bertekad untuk terus maju.
“Saya anak pejuang bukan anak dinasti turunan korupsi. Saya sampaikan ke masyarakat Cilegon, bahwa sukses kita, sukses cilegon tak boleh henti,” ujarnya.
Ia menyatakan, jargon dengan tagline Sukses Cilegon Tak Boleh Henti ditetapkan berdasar pada Akhlakul Karimah yakni dengan dilandasi akhlak mulia dan akhlak terpuji yang diajarkan dalam agama Islam. Tagline itu pun tidak menyinggung banyak masyarakat. Justru ia cukup miris mengetahui belakangan ada yang menyerangnya dengan hal yang tidak pantas.
Meski banyak dituduhkan yang tidak baik, Ati tetap mengajak tim pemenangan dan relawan untuk berjuang dan memenangkan pilkada dengan cara-cara yang santun, beretika dan martabat. Ia tetap mengajak relawan turun ke masyarakat menyapa dengan baik dan menyampaikan visi misinya untuk menjadikan Kota Cilegon kedepan lebih baik.
“Karena ini saya melihat di akhir, ada upaya provokatif yang menjatuhkan kandidat. Saya lebih senang menyampaikan suatu proses pembangunan Kota Cilegon kedepan karena sebuah demokrasi adalah hal biasa. Pertarungan ada menang, ada kalah,” terangnya.
Sebelum menutup orasi politiknya, Ati berpesan kepada relawan dan tim, agar mendekati warga dengan cara yang baik dan simpatik.
(Boy)