Diminta Pembuktian Tuduhan Hibah 5 Milyar Al-khairiyah, Begini Jawaban Isbat

1509

FB_IMG_15816753007487976

Cilegon – Pasca klarifikasi pihak Al-khairiyah yang menanggapi tudingan Isbatullah Alibasya soal dana hibah 5 Milyar, Isbatullah menyangkal bahwa dirinya menuduh Al-khairiyah telah menerima dana hibah dari berbagai pihak,  dia hanya menuntut transparansi pihak Al-khairiyah dalam pertanggungjawaban soal dana hibah.

“Jadi bukan tuduhan bahwa Alkhairiyah menerima bantuan hibah 5 milyar, saya hanya mengingatkan kepada pengurus bahwa dalam UU Yayasan disebutkan jika yayasan menerima bantuan hibah 5 milyar keatas maka harus ada laporannya ke publik”katanya.

Poin pentingnya adalah,  sambung isbat, soal transparansi keuangan Alkhairiyah, “Yang tahu berapa nilai bantuan dari pihak ketiga kan mereka?, Apakah ada laporan nya ke publik?. Wallahua’lam” Imbuhnya.

Dalam pernyataan tertulisnya Isbat menegaskan bahwa dirinya hanya menyampaikan kritik yang mengacu kepada peraturan dan Undang-undang yayasan, dan dia menolak ketika dirinya diminta untuk membuktikan tuduhan yang dia lontarkan,  berikut pernyataannya.

Pertama, saya menyampaikan bahwa berdasarkan UU Yayasan, jika yayasan menerima dana hibah dari pihak ketiga maka Yayasan tersebut berkewajiban melaporkan laporan keuangan ke publik. Saya bukan menuduh PB Alkhairiyah menerima dana hibah. Yang saya kritik adalah bahwa Alkhairiyah juga menerima sumbangan dari pihak ketiga? Bukankah Alkhairiyah pernah menerima dana bantuan dari Krakatau Steel?, Apakah laporan keuangannya diekspose ke publik?, titik kritik saya adalah soal transparansi keuangan yayasan Alkhairiyah bukan tuduhan bahwa Alkhairiyah menerima dana hibah 5 milyar.

Kedua, saya menyampaikan kritik terhadap Ketua PB Alkhairiyah yg kebetulan akan mencalonkan diri sebagai bakal Calon Walikota, boleh dong?, saudara Ali Mujahidin melakukan kritik terhadap praktek dinasti, tanpa sadar di dalam tubuh PB Alkhairiyah sendiri patut diduga terjadi praktek dinasti. Sebut saja sederet nama Ketua PB Alkhairiyah ; H.Rahmatullah Sam’un, H.Hikmatullah Sam’un, H.Fatullah Sam’un, Ali Mujahidin, apakah hal ini bukan dianggap praktek dinasti dalam tubuh Alkhairiyah?. Saya tidak membenci Alkhairiyah, bagaimana mungkin saya membenci Alkhairiyah, saya pernah mengenyam pendidikan Ibtidaiyah Alkhairiyah, bahkan kakek saya punya madrasah Alkhairiyah Ibtidaiyah, banyak guru-guru saya yang juga jebolan Alkhairiyah, saya mengkritik Ketua PB Alkhairiyah karena kecintaan saya pada Alkhairiyah, saya berharap Alkhairiyah menjadi besar seperti dahulu kala, jangan sampai Alkhairiyah hanya dijadikan alat kepentingan politik.

Ketiga, jika kita lihat track record politik Ali Mujahidin, kalau tidak salah dulu ia pernah menjadi kader Partai Masyumi, lalu lompat ke Partai Demokrat, lalu lompat ke Partai PPP, apakah hal itu bukan mencerminkan bahwa saudara Ali Mujahidin sebagai politisi kutu loncat?. Lalu track record di Organisasi Kadin Cilegon, apakah saudara Ali Mujahidin sukses memimpin Kadin Cilegon?, Bukankah pada massa kepemimpinannya Kadin Cilegon selalu bergejolak?. Lalu track record sebagai Ketua PB Alkhairiyah, apakah gagasan Universitas Alkhairiyah sudah terwujud?, Apakah gonjang-ganjing STIE Alkhairiyah sudah beres?Kita tertinggal jauh dengan Mathlahul Anwar yang sudah punya UNMA. Kita tertinggal jauh dengan cabang yg berkembang pesat di Jakarta dan Lampung, sementara Pusat Alkhairiyah di Citangkil masih jauh dari harapan, Dengan track record demikian apakah pantas saudara Ali Mujahidin menggaungkan semangat perubahan?, Biarkan masyarakat yg menilai.

Keempat, bahwa kemudian ada yg mengancam untuk melaporkan pernyataan/ kritik saya ke kepolisian itu hak mereka, tapi setidaknya masyarakat bisa menilai bahwa orang yg rajin mengkritik rupanya juga tak tahan dikritik?, Semestinya jika kita berani mengkritik kita juga harus berani dikritik pihak lain, ada istilah kritik oto kritik, yakni sebuah kemampuan untuk mengkritik badan kita sendiri.

Demikian. Terimakasih.