Oleh: Kuswanto
Perjalanan Politik disetiap daerah tentulah berbeda-beda, dinamika dalam proses politik seringkali ditentukan oleh karakteristik para pemain politik, hal itu setidaknya tercermin dari proses kepemimpinan dan arah politik yang dihasilkannya. Tak terkecuali di Kota Cilegon yang kerap disebut sebagai kota Industri padat modal, meski julukan kota baja sudah tak lagi relevan namun kota ini masih menyisakan banyak potensi keuntungan yang selalu jadi rebutan orang-orang yang ingin mengumbar sahwat ingin berkuasa melalui perhelatan akbar yang digelar pada setiap akhir periode kepemimpinan kepala daerah yang bernama Pilkada.
Jelang Pilkada kota Cilegon yang rencananya bakal digelar tahapannya pada pertengahan tahun ini, sejumlah calon Walikota yang diketahui sudah siap manggung mulai membangun strategis politiknya dengan tujuan mendapat simpati masyarakat dan dukungan partai sehingga tiket aman sebagai kontestan tak menjadi halangan.
Munculnya para pemain baru dalam pilkada Cilegon tahun ini menambah pilihan warna tersendiri bagi masyarakat sehingga para kandidat calon Walikota harus berjuang ekstra untuk meraih simpati warga, dan persaingan diprediksi semakin sengit.
Disejumlah daerah di wilayah kota Cilegon, masyarakat umumnya hanya memiliki satu pandangan terhadap calon yang akan dipilihnya lantaran jika mengacu pada kebaikan maka semua calon dinilai masyarakat memiliki kebaikan masing-masing, namun satu hal yang dikehendaki masyarakat adalah memiliki pemimpin yang bisa ditemui dan mudah diajak komunikasinya sehingga masyarakat tak merasa dimanfaatkan hanya saat dibutuhkan.
(Penulis adalah praktisi publik)