Peringati Geger Cilegon,  Ulama Cilegon Ajak Masyarakat Perangi Kemaksiatan

1914

IMG_20190715_010725

Bidik, Cilegon – Tanggal 13 Juli merupakan sejarah penting yang jangan sampai dilupakan oleh masyarakat Banten, khususnya Cilegon.

Sebab, pada bulan itu di kisahkan tentang peristiwa pemberontakan masyarakat pribumi  terhadap kekuasaan kolonial Belanda, atau yang dikenal dengan sebutan Geger Cilegon 1888.

Peristiwa yang telah menggugurkan para syuhada dengan darah, mempertaruhkan segala jiwa dan raganya untuk mengusir penjajah kolonial Belanda dari tanah air dan ibu pertiwi, serta diasingkan di seluruh pelosok negri.

Demi menegakan kalimat tauhid dan keimanan, menyebarkan ajaran syariat islam dan bela kaum yang lemah dan tertindas.

Ustadz Sehu selaku Pembina Majlis Badar Jalali mengingatkan kembali kepada masyarakat Cilegon atas perjuangan para syuhada merebut kembali tanah air ini dari tangan penjajah kolonial.

“Kita yang saat ini duduk ditanah yang di merdekakan, di perjungkan oleh para syuhada terdahulu wabil khusus adalah Ki Wasyid,” Ungkapnya saat menjadi Narasumber Dewan Kesenian Cilegon di Rumah Dinas Walikota pada sabtu, (13/7) malam.

Dengan bertemakan tolak lupa sejarah, seni dan budaya Cilegon. Ustadz Sehu mengajak  masyarakat Cilegon agar jangan membiarkan kota Cilegon ini menjamur kemaksiatan dimana – mana, jangan biarkan kota ini menjamur kemungkaran dimana – mana.

“Saya yakin jiwa – jiwa dari para pejuang ini akan tumbuh di kota Cilegon, maka saya berharap kepada masyarakat Cilegon jangan biarkan kemungkaran bisa tumbuh bahkan bisa bebas tumbuh.” pintanya.

Dengan seruan kalimat Takbir kepada Allah SWT, Ilmu kharismatik ini menegaskan untuk selalu menjaga warisan yang para syuhada terdahulu perjuangkan.

“Maka saya mengajak kepada semua elemen masyarakat dengan mengucapkan Takbir kepada Allah SWT. Kita jaga tanah ini, walaupun sejengkal ini adalah tanah Cilegon” Serunya yang diikuti suara takbir dari para undangan. (Acil)