BIDIK, CILEGON – PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) membuang lumpur dari lokasi proyek pabrik kimia tersebut ke rawa yang berada di area lahan Pelabuhan Warnasari. Namun, manajemen PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) mengklaim mendapat banyak untung dari pembuangan tersebut.
Direktur Utama PT PCM Arief Rivai Madawi menjelaskan, PT PCM telah memperhitungkan aktivitas pembuangan lumpur tersebut saat PT LCI mengajukan tawaran kerja sama. Dan hasilnya, perusahaan milik Pemkot Cilegon yang bertanggung jawab pada pembangunan Pelabuhan Warnasari menilai banyak keuntungan yang bisa diraih perusahaan.
Dijelaskan, keuntungan yang diraup perusahaan dengan adanya pembuangan lumpur itu antara lain menghindari terjadinya abrasi akibat terjangan rob. Rawa dengan kedalaman sekira lima meter itu rencananya akan menjadi lokasi jalan akses pelabuhan. Pembangunan jalan akan dilakukan dengan metode penanaman tiang pancang.
“Secara teknis sudah diperhitungkan, dengan diuruk nanti kan air laut akan keluar, nanti akan kering sehingga mempermudah kita untuk mengolah lahannya,” ujar Arief kepada wartawan di kantor PT PCM, Senin (8/7).
Kemudian, dari sisi pendapatan, pembuangan lumpur itu pun memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar melalui kompensasi yang diterima PCM dari PT LCI. Sayangnya, Arief enggan membeberkan berapa besaran kompensasi yang diberikan oleh peruahaan asal Korea tersebut.
Yang pasti, lanjut Arief, kompensasi tersebut menjadi solusi di tengah-tengah merosotnya pendapatan PT PCM dari layanan jasa pandu dan tunda akibat kondisi perpolitikan tahun ini. Kompensasi tersebut menjadi alternatif perusahaan dalam merealisasikan target pendapatan.
Kepada wartawan Arief menegaskan, kerja sama antar PT LCI dan PT PCM itu sudah sesuai dengan aturan. Dia menampik informasi yang beredar jika lokasi pengurukan adalah hutan mangrove. “Di lahan milik PT PCM tidak ada mangrove, itu rawa-rawa isinya pohon semak belukar, kalau mangrove adanya di area milik PT KS,” papar Arif.
Direktur Operasional PT PCM Akmal Firmansyah menjelaskan, pada kerja sama yang telah disepakati, rencananya PT Lotte akan membuang sekira 200 ribu kubik lumpur ke rawa tersebut. Dia memperkirakan rawa sedalam lima meter itu rata dengan permukaan hingga seluas tiga hektare. Total luas rawa yang menjadi lokasi pembuangan lumpur itu sendiri sekira 5,4 hektare.
Dengan diuruknya rawa tersebut bisa mempermudah mitra PT PCM dalam membangun Pelabuhan Warnasari. Rawa itu, menurutnya, masuk bagian dari 35 hektare lahan Pelabuhan Warnasari. Rencananya, untuk sisi darat, termasuk rawa tersebut, pembangunan akan dilakukan oleh PT Akar Kaniis Indonesia.
Soal pendapatan yang merosot, menurutnya, setiap bulan pendapatan PT PCM merosot sekira 40 persen dari biasanya. Lebih rinci ia menjelaskan, biasanya dalam sebulan pihaknya dapat meraup Rp10 miliar dari jasa pandu dan tunda kapal, kini hanya berkisar Rp6 miliar saja. (Dik)