SERANG – TPSA Cilowong di Kecamatan Taktakan, Kota Serang, longsor pada Senin (1/1) sore sekitar pukul 16.00. Dua warga dinyatakan hilang akibat bencana tersebut.Suherman, salah seorang warga yang rumahnya hanya beberapa ratus meter dari Cilowong, membenarkan terjadi longsor di timbunan sampah di Cilowong.
Ia sendiri mendatangi lokasi pada pukul 17.00. Ia memperkirakan luas longsoran mencapai kurang lebih 300 meter.“Pokoknya longsor dari atas sampai ke bak licit (penampungan air lindi-red),” kata Suherman, Selasa (1/1).
Suherman mengatakan bahwa longsor TPSA Cilowong merupakan yang kedua kali terjadi. Sebelumnya longsor juga pernah terjadi pada tahun 2016 yang lalu. Hanya saja saat itu longsor tidak sebesar saat ini. Longsor kemarin merupakan yang terparah sepanjang yang ia tahu. “Pernah sekali tapi enggak separah ini,” katanya.
Dengan kejadian tersebut, kata Suherman, ia dan warga lain berharap Pemerintah Kota Serang segera mengatasi masalah ini. Apalagi saat ini hujan masih terus turun sehingga dikhawatirkan masih berpotensi membuat TPSA Cilowong longsor kembali.“Ya kita sebagai warga berharap penanganan yang baik setelah adanya masalah ini karena sekitar 200-300 meter lagi kan kena rumah warga,” katanya.
Dafah, salah seorang warga Cikoak, membenarkan mertuanya yang bernama Sujemah hilang dan diduga tertimbun longsoran tanah. Saat itu Sujemah sedang menggembala kambingnya di sekitaran gundukan sampah Cilowong. Nahas, ia tidak mampu melarikan diri dari longsoran tanah tersebut sehingga menjadi korban.
Dafah sendiri yang terpukul akibat kejadian tersebut belum bisa banyak berbicara dan lebih banyak terisak saat ditanyai mengenai peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan sejumlah warga Sujemah memang setiap hari menggembala kambing di sekitaran TPSA Cilowong.Selain Sujemah, warga lain yang ikut hilang adalah Zaidah. Keduanya merupakan warga Kampung Cikoak, Kecamatan Taktakan.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Taktakan Ipda Saefudin membenarkan adanya insiden longsor di TPSA Cilowong. “Ada dua orang perempuan pengembala kambing, Jaidah dan Jemah, keduanya warga sekitar. Menurut keterangan keluarga, saat kejadian korban sedang ada di bawah dan sampai sekarang tidak ada kabar,” katanya kepada Banten Raya, kemarin.
Menurut Saefudin, pencarian korban dihentikan sementara waktu pukul 18.30. Selain kondisi cuaca yang gelap, di lokasi juga terdapat retakan tanah yang dikhawatirkan menyebabkan longsor susulan. “Kita lanjut besok (hari ini -red), karena gelap dan ada retakan, khawatir longsor lagi,” ujarnya. (thr/bb)