Sejarah 5 Masjid Tertua di Indonesia

3286

Asal Usul,- Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki penduduk mayoritas Muslim dengan jumlah terbesar di dunia. Masuknya Islam ke negeri ini memiliki sejarah panjang.

Salah satu bukti eksisnya agama tersebut di masa lalu dapat dibuktikan dengan adanya masjid. Karena masjid merupakan tempat ibadah umat Muslim yang keberadaannya sangat penting. Di Indonesia, terdapat 5 masjid tertua. Apa saja?

Masjid Saka Tunggal (1288)

1

Masjid ini berada di Desa Cikakak Kecamatan Wangon, 30 km dari kota Purwokerto. Kali pertama dibangun yakni pada tahun 1288. Tarikh ini dapat dilihat pada ukiran di pilar utama, atau yang sering disebut, Guru Saka.

Itulah kenapa masjid ini disebut Masjid Saka Tunggal. Karena di tengahnya terdapat tiang penyangga tunggal yang menggambarkan keesaan Allah.

Pendirinya adalah Kyai Mustolih. Dia memiliki catatan penting tentang proses pembangunan masjid tersebut. Sebagai tokoh agama, dia telah berhasil menancapkan “paku sejarah” di tempat dia melangsungkan dakwah.

Makamnya terletak tak jauh dari lokasi masjid. Tiap 27 Rajab sering diadakan ziarah oleh penduduk setempat maupun dari luar kota untuk “menyambangi” kuburan sang pendiri, Kyai Mustolih itu.

Masjid Wapauwe (1414)

2

Adalah Pernada Jamilu yang menjadi pelopor pendiriannya. Dia merupakan keturunan Kesultanan Islam Jailolo dari Moloku Kie Raha (Maluku Utara). Pada sekitar tahun 1400-an, dia berdakwah di lima negeri yang berada di sekitar pegunungan Wawane, yakni Assen, Wawane, Atetu, Tehala dan Nukuhaly

Untuk mencetak sejarah di situ, pada 1414 dia membangun sebuah masjid. Masjid yang dia dirikan itulah yang kelak dikenal sebagai Masjid Wapauwe di Maluku.

Masjid itu dia bangun di lereng Gunung Wawane. Makanya, awalnya masjid ini punya nama Masjid Wawane. Ukuran masjid ini tak terlalu besar, namun juga tak terlalu kecil. Yakni, 10 x 10 meter persegi. Serambinya, 6,35 x 4,75 meter.

Masjid Ampel (1421)

3

Pasti sudah banyak yang tahu untuk masjid yang satu ini. Masjid ini berada di bagian utara Kota Surabaya, Jawa Timur. Pendiri masjid ini adalah salah seorang yang sering disebut sebagai bagian dari Walisongo, yakni Sunan Ampel.

Nama masjid ini diambil dari namanya. Dalam memperjuangkan Islam di Tanah Jawa, Sunan Ampel terbuksi sukses. Sehingga, masjid kenangannya ini amat populer di kalangan umat Islam bukan hanya di Surabaya, tapi bahkan seluruh Indonesia.

Tak jauh dari masjid terdapat makam pendirinya, Sunan Ampel. Banyak orang berziarah ke sana, baik di bulan-bulan tertentu maupun di hari-hari biasa. Makamnya tak pernah sepi dari pengunjung. Di samping ada makam pendiri, di Masjid Ampel ini juga terdapat sumur yang bertuah.

Masjid Agung Demak (1474)

4

Selain di Surabaya, juga teradap masjid peninggalan Walisongo di Demak. Masjid itu populer dengan sebutan Masjid Agung Demak. Lokasinya berada di desa Kauman, Demak, Jawa tengah.

Dulu, kalau para Walisongo sedang rapat atau berembuk dalam suatu persoalan, masjid inilah yang dijadikan sebagai tempat pertemuan. Dari itu, makanya masjid ini sangat kental nilai-nilai sejarah.

Orang yang mendirikan masjid ini adalah seorang ulama sekaligus tokoh penting dalam sejarah Nusantara di masa lalu, yakni Raden Patah. Dalam membangun masjid ini banyak cerita unik salah satunya seperti, kisah kesulitan Sunan Kalijaga mencari kayu jati untuk dijadikan tiang.

Sehingga, Kalijaga terpaksa mengumpulkan tatal lalu diikat. Tatal itulah yang kemudian dijadikan sebagai tiang. Di sekitar kompleks masjid ini terdapat kuburan para raja Kesultanan Demak dan para abdi dalamnya.

Masjid Sultan Suriansyah (1526)

5

Masjid ini diberi nama seperti itu karena didirikan oleh Raja Banjar pertama di Kalimantan Selatan. Pembangunan awalnya berlangsung pada 1526.

Lokasinya berada di utara Kecamatan Kesehatan, Banjarmasing Utara, Banjarmasing, yakni suatu daerah yang terkenal sebagai Banjar Lama. Daerah itu, merupakan ibukota Kesultanan Banjar untuk kali pertamanya.

Masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur khas  Banjar. Atapnya tumpang tindih. Yang menarik dari masjid ini adalah tempatnya tak jauh dari sungai yang berada di lokasi tersebut.  Selain itu, mihrabnya terpisah dari induk bangunan. (Tim)