Dilanda Cuaca Buruk, Nelayan Kecil Terancam Gulung Tikar

1000
Para Nelayan Di Kabupaten Pandeglang Meminggirkan Perahunya Karena Tak Berani Melaut. (Foto, BidikBanten)
Para Nelayan Di Kabupaten Pandeglang Meminggirkan Perahunya Karena Tak Berani Melaut. (Foto, BidikBanten)

PANDEGLANG, (BidikBanten) – Sejumlah nelayan kecil yang berada di Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Panimbang terancam gulung tikar. Pasalnya, selama satu minggu cuaca buruk dengan ombak tinggi dan angin kencang membuat nelayan kecil ini tidak berani untuk melaut. Kamis (27/10/2016)

Ketua Kelomok Nelayan Anak Ujung Pantai Desa Siamukti, Kecamatan Sukaresmi, Karsidi membenarkan, terkait belum melautnya para nelayan kecil dibawah perahu 5 GT. Sehingga, nelayan dikhawatirkan bisa mengalami gulung tikar. “Dalam satu minggu ini memang cuaca cukup buruk, karena ombak masih diatas satu sampai dua meter. Dan nelayan tidak berani untuk melaut,” kata Karsidi.

Menurut Karsidi, nelayan yang memaksakan melaut akan mengalami kerugian, sebab selain ikan sulit didapat.  Juga, harus menutupi kerugian bahan bakar yang dikeluarkan untuk melaut. “Satu minggu kemarin juga ada nelayan disini pak Osirin,  karena memaksakan diri melaut dia mengalami kerugian sampai Rp60 juta. Karena jaring tangkapannya hilang dibawa arus ombak,” ujarnya.

Ketua Kelompok Nelayan Duta Laut, Desa Panimbang, Kecamatan Panimbang, Abdul Azis, mengaku banyak para nelayan yang menyandarkan perahunya. Dan berharap ada perhatian dari pemerintah agar bisa mendapatkan bantuan. “Kalau begini caranya nunggu cuaca cerah lagi, baru beraktivitas. Tetapi, kami sebagai nelayan kerap kesulitan dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari karena tak bisa melaut,”ujarnya.

Ketua Himpunan Nelayan  Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Sukaresmi Encep Saepuloh mengungkapkan, kondisi cuaca saat ini tidak bersahabat buat para nelayan. Untuk itu ia berharap agar nelayan tidak memaksakan diri, sehingga selain bisa membuat rugi juga membahayakan bagi diri sendiri. Untuk pihaknya juga akan menyampaikan kepada pemerintah terkait. “Kami akan coba sampaikan kepada pemerintah kabupaten atau provinsi agar bisa membantu, terutama untuk mencarikan solusinya bagi nelayan yang belum bisa melaut. Terutama untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan dan sekolah anak-anaknya,” tukasnya. (Mg03)