Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Poros Muda Berkarya (PMB) menilai di balik kencangnya isu terkait kenaikan harga rokok tidaklah efektif digunakan pemerintah pusat untuk melakukan manuver pengalihan perhatian masyarakat terhadap kondisi kekinian bangsa Indonesia.
Menurut Anuar selaku Ketua Umum DPP PMB dari hasil pengkajian pihaknya, “ada 3 hal yang menjadi target di balik isu kenaikan Harga Rokok tersebut,” kata Anuar kepada awak media pada saat presskonpres di Serpong, Tangerang Selatan. Selasa, (23/08/2016)
“Pertama, Isu yang di kembangkan terkait kenaikan Harga Rokok hanya Ancaman pemerintah pusat terhadap Pengusaha Rokok yang tergolong merupakan orang-orang terkaya di indonesia dengan tujuan meminta Upeti untuk persiapan Pilpres 2019,” Ujar mantan Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini.
Anuar  meneruskan, isu  kedua kenaikan harga Rokok digunakan untuk mengalihkan perhatian masyarakat terhadap kesalahan fatal Pemerintah Pusat yang terjadi belakangan ini, “ini artinya pemerintah telah gagal dalam menjalankan tugasnya,” ungkap pria kelahiran Sumatra Selatan ini.
Dirinya menambahkan, kemungkinan terahir yaitu, Pemerintah sengaja melakukan hal tersebut agar dapat membantu peningkatan pasar rokok makin meningkat.
“Analoginya simpel, dengan ketakutan dan harapan untung besar baik penikmat rokok atau grosir rokok meningkat pembelian rokok guna menumpuk barang dan akan di gunakan waktu harga rokok telah naik, maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan pembelian rokok di indonesia, dan isu menaikkan harga rokok hanya untuk meningkatkan target penjualan rokok di Indonesia,” pungkasnya.
*RILIS