JAKARTA – Reshuffle kabinet jilid II bisa terjadi karena adanya ketidaksamaan visi dan misi menteri dengan dengan presiden. Proses rekrutmen partai terhadap kadernya akan ditempatkan di kabinet ikut memengaruhi ketidaksamaan visi dan misi menteri dengan presiden.
Maka itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura, Erik Staria Wardhana mengingatkan visi dan misi partai dan presiden dalam proses rekrutmen calon menteri harus memiliki kesamaan.
“Problemnya menurut saya di proses rekrutmen,” ujar Erik dalam acara diskusi bertajuk Cukupkah Hanya Reshuffle, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/4/2016).
Dia juga mengingatkan, dalam proses rekurtmen calon menteri harus mempertimbangkan latar belakang keahlian calon menteri tersebut. “Misal pertanian, kalau tidak mengerti siklus tanam, itu kan repot.Seorang meteri harus punya kapasitas di bidangnya,” ucapnya.(Dok sindo/Yomi)