Kamis, 7 Mei 2015
Bidikbanten.com, Cilegon- Setelah melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak terkait selama kurang dari dua jam, Walikota Cilegon Tubagus Iman Ariyadi hari ini akhirnya memutuskan pemberian upah sektoral yang ditetapkan sesuai kelompok klasifikasi kelas berat ringannya pekerjaan, namun penetapan upah sektoral terancam tak dilaksanakan karena pihak Apindo mengaku keberatan.
Penetapan upah sektoral bagi para buruh yang bekerja di sejumlah perusahaan di Kota Cilegon. Besarannya pun telah ditentukan sesuai dengan klasifikasi berat ringannya pekerjaan dalam suatu perusahaan.
Bagi kelompok atau golongan satu, bagi tenaga pekerja yang bekerja di perusahaan baja dan kimia yang sebelumnya diusulkan sepuluh persen dari nilai UMK disetujui menjadi lima persen kelompok dua yakni pekerja kelas sedang yang sebelumnya diusulkan upah sektoralnya sebesar lima persen diputuskan menjadi tiga persen.
Sementara untuk kelompok kelas ringan yang diberikan tambahan upah sektoral berdasarkan survei kebutuhan hidup layak atau KHL sebesar satu persen dari nilai UMK, hal itu disampaikan langsung Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) kota setempat dihadapan para buruh setelah sebelumnya walikota menggelar pertemuan dengan pihak perusahaan dan Apindo.
Tidak hanya karyawan organik walikota yang akan segera mengirimkan rekomendasi keputusan penetapan upah sektoral tersebut juga menyetujui pemberian upah sektoral kepada para buruh outsorcing.
Hal ini pun disambut baik para buruh yang tengah menanti keputusan Walikota Cilegon namun sayangnya keputusan walikota tersebut sepertinya bakal terhambat, lantaran pihak Apindo mengaku keberatan atas keputusan tersebut, pihak perusahaan diakui hanya menyanggupi memberikan upah sektoral sebesar Rp. 50.000,-
Pihak Apindo, Andi Seto mengaku, akan melihat terlebih dahulu kemampuan perusahan-perusahaan atas penetapan upah sektoral yang telah diputuskan berdasarkan kelompok pekerja.
Pihak apindo berharap, pemerintah dan pihak buruh dapat memperhatikan kondisi perusahaan saat ini yang ikut melemah akibat menurunnya nilai tukar rupiah.
Reportase: A. Fernando
Comments are closed.