Oleh Rifyal Qurban
Tahun 2015 ini, Provinsi Banten akan memilih kepala daerah untuk lingkup Kabupaten/Kota, yakni Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dan juga Tangerang Selatan. Entah dilaksanakan secara langsung dengan melibatkan masyarakat atau dipilih langsung oleh pimpinan DPRD dan para anggotanya. Yang jelas, hingga saat ini sudah semakin banyak para tokoh yang bermunculan mencalonkan diri baik incumbent, atau wajah lama yang tak menang, bahkan wajah baru sekali pun bahkan juga calon independent.
Bahwa pintu untuk mempromosikan diri memang sudah terbuka dan bahkan ada yang sudah melakukannya sejak jauh hari. Namun, kampanye yang dilakukan selalu begitu-begitu saja setiap pelaksanaan pilkada, uang atau membayar tim sukses dan massa adalah cara dominan yang paling banyak dilakukan dari tahun ke tahun. Belum ada yang menunjukkan kampanye yang kreatif dan dapat menyentuh semua kalangan bahkan awam sekali pun. Kalau kampanye melulu dengan uang, tentu akan sangat mudah dijangkau namun cara ini jelas sangat amat pemborosan budgeting sang calon.
Di kita, Banten khususnya, memang sangat jarang ditemukan calon pemimpin menulis buku kisah hidupnya. Padahal banyak sekali tokoh sukses yang layak memimpin baik di tingkat kabupaten atau kota. Selama ini kita melihat sosok calon dari kekayaannya saja, dari popularitasnya saja, kita melihat sang calon yang akan maju itu dari keluarga dan keturunannya, bukan melihat skill dan kemampuan kepemimpinan calon tersebut. Hanya sisi sempit yang kita lihat dari para tokoh yang akan maju dan menduduki jabatan politis itu.
Padahal jika saja para tokoh atau para calon pemimpin mau “menelanjangi” dirinya dalam sebuah buku kisah hidup atau biografi, maka masyarakat yang membaca tentu akan semakin mengetahui tentang diri sang calon tersebut. Sebab dalam buku biografi, jelas diuraikan sosok sang tokoh dari sejak lahir, pendidikan dan perjuangannya dalam pencapaian selama ini.
Dalam biografi, memang dibutuhkan keberanian dalam diri tokoh untuk benar-benar “menelanjangi” dirinya sendiri di mata publik pembaca. Justeru dengan berani buka-bukaan tersebut buku biografi akan semakin asyik untuk terus diikuti. Penulis dalam buku biografi hanyalah seorang penutur cerita tokoh, ia tidak membatasi atau bahkan menghalangi setiap cerita yang harus sampai pada pembaca dan masyarakat. Jika Anda pernah membaca buku biografi para tokoh hebat, para pemimpin hebat itu tentu Anda akan mengetahui tentang sosok yang Anda baca luar dan dalamnya.
Kampanye Kreatif
Maka di zaman yang serba canggih ini, saya sangat menyarankan kepada para tokoh yang akan mencalonkan diri menjadi kepala daerah untuk berani “menelanjangi” dirinya dalam sebuah buku yang pasti bisa sampai ke semua kalangan, hingga ke kampung-kampung pun saya yakin buku akan sampai dan dibaca oleh masyarakat.
Ini adalah kampanye yang kreatif yang bisa dilakukan oleh siapa pun. Meski mungkin visi dan misinya untuk kampanye, namun saya yakin jika kisah sudah menjadi buku dan dibaca oleh banyak kalangan maka secara perlahan ia menjadi pengetahuan bagi masyarakat, menjadi sumber pengetahuan yang amat mendidik bagi masyarakat kita sehingga mungkin saja tidak ada lagi fanatisme-fanatisme yang kuat di kalangan masyarakat. Kita tentu tahu bahwa jika sudah terjadi fanatik pada diri seseorang maka segala apa pun akan dilakukan untuk membela sosok yang diidolakannya tersebut.
Ya, sudah saatnya kita melakukan kampanye dengan cara kreatif. Tak ada salahnya menjadikan buku sebagai media kampanye yang murah-meriah dan pasti diterima oleh semua kalangan. Mungkin bisa saja dengan cara seperti ini, para tokoh atau para calon kembali mengangkat budaya membaca di Banten yang masih dirasa sangat jauh jika diprosentasekan. Budaya kita masih sangat konsumtif, apa pun segala hal yang baru kita selalu ingin memiliki. Hal konsumtif ini pun didukung dengan banyaknya mall-mall yang terus bertumbuhan di Banten, khususnya kota Serang.
Ketimbang membuat banyaknya spanduk-spanduk yang hanya dilihat secara sekilas tentu lebih baik dengan berbentuk buku profil atau biografi yang sudah jelas akan dibaca oleh masyarakat. Mereka dapat mengenal tokoh atau calon pilihannya secara dekat dan gamblang oleh karena keberanian sang tokoh/calon “menelanjangi” dirinya sendiri dalam sebuah buku kisah hidupnya.
Sosok Inspiratif
Masyarat tentu butuh sosok pemimpin yang inspiratif yang memiliki karakter out of the box atau diluar dari kebiasaan. Kita tentu sudah bosan dengan pemimpin yang biasa-biasa saja, tidak memiliki sepak terjang yang bagus dalam kepemimpinannya. Track record itulah yang dilihat oleh masyarakat kita.
Untuk tingkat Kabupaten Serang yang amat kaya dan luas, jelas sangat dibutuhkan sosok pemimpin yang “normatif”. Dengan sumber daya alamnya yang melimpah, seperti potensi industri yang besar di wilayah Serang Timur, dan potensi Wisata di Wilayah Barat tentu merupakan sebuah sumber daya alam yang amat menjanjikan jika saja sang pemimpin bisa mengelolanya dengan baik, dari dan untuk masyarakat. Sama halnya dengan potensi di kota Cilegon yang sungguh banyak sekali potensi industri, maka tak salah jika sejak dulu kala, Cilegon dikenal dengan kota baja. Maka dibutuhkan calon-calon pemimpin yang bermental baja pula.
Tentu kita sudah sama-sama mengetahui bagaimana sosok-sosok pemimpin kita yang incumbent ini, yang kembali akan mencalonkan diri menjadi kepala daerah di wilayahnya masing-masing. Bagaimana karakternya? Bagaimana kesehariannya? Bagaimana kebijakannya? Mementingkan siapakah ia? Dan lain sebagainya, kita (masyarakat) sudah sama-sama mengetahuinya dengan kasat mata. Dari situlah sesungguhnya kita bisa melihat baik dan tidak baiknya sang calon yang akan dipilih.
Penutup
Akan sangat ramai rasanya jika masa-masa kampanye nanti dipenuhi dengan banyaknya buku kisah hidup dari para calon yang akan bersaing di kancah kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota.
Inilah saatnya kampanye kreatif dan inspiratif, dimana sang calon tak membutuhkan biaya teknis yang banyak, seperti kampanye dalam bentuk spanduk yang tingkat manfaatnya hanya sesaat. Tidak salah memang, tetapi spanduk hanyalah media informasi publik yang kadangkala malam dipajang, paginya sudah hilang.
Kampanye melalui media buku kisah hidup diharapkan dapat memberikan dampak positif pada seluruh lapisan masyarakat. Diharapkan sang calon yang akan maju dapat mengutarakan visi dan misinya melalui penelanjangan diri dalam sebuah media bernama buku.
Semoga pula dengan adanya cara seperti ini, budaya membaca di masyarakat kita dapat meningkat dengan pesat. Budaya menulis dan membaca kembali banyak diminati oleh semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum sekali pun. Wallahu’alam bisshowab.
RIFYAL QURBAN
Ghost Writer disalah satu Jasa Penulisan Biografi,
Tinggal di Kota Serang
Hub: rifyal.sangbiograf@gmail.com