Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memasang sensor gempa di tiga lokasi di sekitar DKI Jakarta. Sensor ini akan merekam getaran pada struktur batu keras di bawah wilayah ini.
“Titik-titik yang sudah dipasangi sensor gempa tersebut adalah di Universitas Indonesia (Depok, Jawa Barat), Pondok Betung (Tangerang, Banten), dan Kemayoran (Jakarta Pusat),” kata Kepala Bidang Informasi Dini Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Wandono, di Jakarta, Senin (13/10/2014).
Wandono mengatakan, targetnya, akan ada lima lokasi yang dipasangi sensor ini hingga 2015. Pemasangan alat ini didasari pada informasi bahwa ada patahan aktif di wilayah sekitar DKI Jakarta.
Selama ini, papar Wandono, tak ada catatan sejarah bahwa gempa pernah terjadi dengan berpusat di wilayah ini. Oleh karena itu, kata dia, informasi tersebut harus dibuktikan.
“Karena itulah kami memasang sensor di kedalaman tertentu untuk merekam geteran-getaran gempa yang terjadi. Namun, selama ini belum terekam, gempa yang spesifik terjadi di Jakarta,” tekan Wandono.
“Gempa yang terasa di Jakarta adalah dampak dari gempa-gempa yang terjadi, baik di patahan maupun pergerakan lempeng tektonik di selatan Pulau Jawa. Sekali lagi, tidak ada yang pusat gempanya tepat berada di Jakarta,” imbuh Wandono.
Selain mencari bukti soal informasi patahan di sekitar wilayah Jakarta, Wandono mengatakan, pemasangan sensor ini juga akan bermanfaat bagi para perancang bangunan agar membangun gedung tahan gempa.
Sebelumnya, Sekretariat Negara dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam sebuah pemaparan menyampaikan prediksi mengenai gempa dengan daya rusak IX modified mercally density (MMI) di Selat Sunda, dan dampaknya akan terasa hingga ke Jakarta dengan kekuatan VI-VII MMI.
(Annisa)