Ini Alasan Krakatau Steel PHK 1.500 Buruh

793

ksJakarta: PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menjelaskan dirumahkannya 1.500 buruh outsourcing. Hal ini dilakukan sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi dunia yang masih mengalami perlambatan karena krisis keuangan berkepanjangan di negara-negara Eropa.

“Sehingga akhirnya mengakibatkan berkurangnya permintaan dan konsumi baja dunia,” tutur manajemen KRAS, dalam laporannya kepada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/9/2014).

Dijelaskan perseroan, berkurangnya permintaan baja ini menyebabkan terjadinyaoversupply atau kelebihan pasokan atas produk baja yang berakibat turunnya harga baja dunia.

“Tren ini telah berlangsung selama dua tahun terakhir. Kondisi ini telah mempengaruhi kondisi kinerja perseroan sebagaimana tercermin dari laporan keuangan limited review perseroan yang telah disampaikan kepada Bursa dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” tambahnya lagi.

Selain itu, kenaikan tarif dasar listrik (TDL), harga gas, dan peningkatan upah pekerja turut menekan kinerja perusahaan, sehingga mau tidak mau langkah untuk melakukan efisiensi diberbagai sektor dan mengoptimalkan pendapatan non-baja akan terus ditingkatkan.

Sekadar informasi, perseroan pada 17 September 2014 dilaporkan dituntut pegawainya yang tidak rela jika mereka dirumahkan. Ribuan buruh yang mengatasnamakan dirinya Serikat Buruh Krakatau Steel (SBKS) ini menolak adanya PHK besar-besaran.

Ribuan buruh pun melakukan aksi unjuk rasa saat itu akibat adanya PHK besar-besaran di tubuh perusahaan. Adapun alasan Krakatau Steel melakukan PHK karena terancam bangkrut, untuk itu harus mengurangi biaya pengeluaran.

AHL/METRO/BBO