PT Statomer menghentikan aktivitas pabriknya, usai terjadinya ledakan di pabrik penghasil biji plastik itu. Hal tersebut diungkapkan Manager Safety PT Statomer Agus Purnama. “Sementara waktu hingga batas yang tidak ditentukan, produksi kami hentikan,” ungkapnya.
Diungkapkan Agus, peristiwa seperti tersebut sudah terjadi dua kali di PT Statomer, sehingga pihaknya bisa memastikan tidak akan ada dampak yang berbahaya akibat peristiwa itu. “Awalnya terjadi mati listrik sehingga terjadi pemanasan, sementara bagian pendingin tidak berfungsi dengan baik. Untuk menghindari dampak yang lebih buruk kami sengaja mengeluarkan hasil produksi,” katanya. Agus mengakui, apabila biji plastik itu terhirup oleh manusia maka akan ada efek samping seperti pusing-pusing. Namun, efek tersebut tidak akan membahayakan kesehatan masyarakat. “Kalau terhirup bisa membuat pusing seperti orang mabok. Tapi saya pastikan tidak akan terjadi apa-apa. Kita juga sudah berkomitmen kepada masyarakat apabila ada yang terkena efek dari peristiwa itu, kami akan menjamin pengobatan mereka,” paparnya.
Kapolsek Pulomerak Kompol Tidar Wulung Dahono membenarkan adanya ledakan di PT Statomer, namun pihaknya belum memastikan hal itu membahayakan warga atau tidak. “Kami belum tau ini bahaya atau tidak,” katanya. Menurut Tidar, aat ini PT Statomer dihentikan produktivitasnya untuk sementara waktu hingga pihaknya dan warga mendapatkan keterangan resmi dari perusahaan sehingga tidak membuat warga khawatir. “Sebelum terjadi ledakan di Statomer mengalami mati lampu. Karena panas terjadi ledakan. Untuk sementara waktu aktivitas perusahaan kami hentikan,” tegasnya.
Diketahui, Minggu (14/9) malam, PT Standard Toyo Polymer (Statomer) meledak di bagian tabung reaktor. Akibat peristiwa itu sejumlah masyarakat di Lingkungan Cikuasa Atas, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol panik dan mengevakuasikan diri dan aktivitas perusahaan dihentikan. Dari pantauan Banten Raya di lokasi kejadian, serbuk putih yang diduga berasal dari ledakan tersebut bertebaran dimana-mana, termasuk jalan raya dan saluran irigasi. Sementara warga Cikuasa Atas berkumpul di depan pintu gerbang Statomer.
Salah satu warga Rt 03, Cikuasa Atas, Khaerudin mengatakan, telah terjadi ledakan sekitar pukul 20.30 yang dibarengi kepulan asap putih di bagian dalam perusahaan. Sontak, warga yang mengetahui langsung berhamburan menyelamatkan diri. “Kami tidak tahu soal kimia, karena ada ledakan dan keluar asap putih saya langsung mengungsikan anak dan istri saya,” katanya kepada Banten Raya, Minggu (14/9). Menurut Khaerudin, kepulan asap dibarengi serbuk putih yang membuat mata warga perih. Melihat kondisi itu, dirinya dan warga lainnya langsung mendatangi PT Statomer untuk memastikan kondisi tersebut membahayakan atau tidak. “Kami dari Rt 03 sampai Rt 7 langsung datang ke sini dan langsung menghubungi kepolisian untuk menangani keresahan warga,” tambahnya.
Senada warga lainnya, Jueni mengatakan adanya ledakan di perusahaan yang mulai beroperasi tahun 1975 membuat warga panik dan lari untuk menyelamatkan diri karena mereka khawatir keselamatan jiwa mereka. “Yang meledak di bagian reaktor isinya resin (serbuk putih) dibuat dari vinyl chloride monomer (vcm). Warga kami sangat panik. Kalau tidak ditenangkan hampir-hampir warga kita sudah lari, dan mengungsi, takut ada bahaya yang lebih besar,” katanya. Melihat kondisi ini, Jueni menyayangkan manajemen PT Statomer yang tidak pernah melakukan sosialisasi untuk mengantisipasi warga apabila terjadi peristiwa seperti ini. Sehingga warga mengetahui langkah apa yang harus dilakukan. “Selama perusahaan ini berdiri belum pernah ada sosialisasi bagaimana kita menghadapi peristiwa seperti ini,” ungkapnya.
(BR/BBO)