Program pemberlakuan trayek jalur angkot sebagai solusi untuk pemecahan kemacetan di Simpang Tiga Seruni atau sering disebut dengan rekayasa lalu lintas yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) kota Cilegon tidak didukung warga.
Pasalnya, warga menilai, kemacetan ini disebabkan oleh ketidak tegasan Dishub mengenai pemberhentian kendaraan umum di Simpang Tiga Seruni. Hal tersebut diungkapkan Juju salah satu warga Kadipaten, Kelurahan Kedaleman, Kecamatan Cibeber, kota Cilegon, Kamis (19/06).
“Mana ada orang Dishub yang tegas menangani kendaraan yang sering berhenti di Simpang Tiga Seruni,” ungkapnya pada wartawan bidik Banten, Juju menilai kemacetan terjadi disebabkan mobil bus yang sering ngetem di Simpang Tiga Seruni.
“Saya butuh ketegasan dari pihak Dishub baik yang ada diterminal maupun dilapangan, agar mobil angkot dan mobil bus tidak ngetem di Simpang Tiga Seruni, Ini yang menimbulkan kemacetan,” ujarnya.
Namun, Seksi Lalu Lintas Darat, Faturohman menganggap kemacetan tersebut terjadi adanya tiga pertemuan.“Jadi disimpang tiga seruni itu terjadi tiga pertemuan antara angkot dan bus ditempat yang salah, seharusnya diterminal yang sudah kita siapakan.” Anggapnya.
Sementara itu, kepala Bidang Perhubungan Darat, Uteng Dedi Apendi meminta dukungan untuk kepentingan bersama.
”Untuk itu kami berharap masyarakat mendukung kebijakan Dishub, karena kebijakan ini adalah untuk melayani masyarakat dan untuk kepentingan bersama.” Pungkasnya. (Acil)