Suryadharma Ali mengaku siap mundur dari kursi Ketua Umum PPP. Sikap ini ia ambil setelah banyak kader Partai Kabah mendesak agar dirinya mundur pascapenetapannya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana haji 2012-2013.
“Saya menyerahkan pada mekanisme partai. Kalau diminta mundur saya mundur,” kata Suryadharma, Jumat (30/5/2014).
Surya tak akan menyoalkan siapa kader PPP yang akan menggantikannya sebagai orang nomor satu di PPP. Menurut ia, semua kader punya hak sama menduduki kursi ketum. “Kalau menteri itu yang menentukan presiden. Kalau ketum yang menentukan muktamar, bukan Suryadharma Ali,” terang pria yang akrab disapa SDA, itu.
SDA juga tak mau begitu merumitkan jabatan Menteri Agama yang ditinggalkannya. Menurut ia, itu kewenangan penuh Presiden SBY. Dirinya tak akan mempermasalahkan jika SBY nanti memilih Menag baru bukan dari internal PPP.
Ketua Majelis Pakar PPP Barlianta Harahap dan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Zarkasih Noer menyarankan SDA nonaktif sementara atau mundur dari posisi ketum. Wasekjen PPP Saifullah Tamliha meminta pengurus dan kader PPP menjaga etika, sebab status tersangka yang menjerat SDA adalah musibah bagi partai. Saifullah memastikan tak ada percepatan Muktamar dan posisi ketum akan dijabat Surya sampai akhir masa jabatannya, Februari 2015.
(Ich)