Hujan yang turun selama satu jam pada pukul 17:30 sore hari ini (24/01/2014), membuat ruas jalan di persimpangan gerem depan hotel Enasa Merak nampak seperti kolam ikan. Berdasarkan pantauan bidikbanten.com air yang tergenang hingga sebetis orang dewasa, kendaraan yang lalu lalang pun terlihat memperlambat laju kendaraannya. Penderitaan pengendara yang melintas di jalan tersebut sepertinya harus terus berlangsung lama, di karenakan Pemerintah masih sibuk berdebat persoalan kewenangan.
“kalo nunggu Pemerintah Propinsi yang ngebenerin, tau dah sampai kapan jalan ini di benerin, orang gubernurnya aja di penjara,” ketus Burhan pengendara sepeda motor yang sedang melintas. Air yang biasanya mengalir ke perkampungan warga di sisi jalan, kini harus menggenang di tengah – tengah jalan di karenakan warga sekitar menimbun sisi jalan agar air tidak membanjiri perkampungan mereka. “kalau pinggir jalan itu engga kita timbun, kita bisa kebanjiran mas,” ujar salah satu warga setempat yang enggan di sebutkan namanya.
Seperti yang pernah di beritakan bidikbanten.com sebelumnya, apabila hujan berlangsung hingga 4 jam di pastikan sepanjang jalan gerem – merak akan tergenang air. Titik banjir mulai dari jalan depan hotel Enasa merak hingga persimpangan pintu rel kereta api di statomer, akibat dari banjir tersebut di pastikan membuat sejumlah tempat usaha di wilayah tersebut menjadi lumpuh.
Ramadhan pemilik rumah makan yang berjualan di jalur tersebut mengatakan, usahanya lumpuh total jika hujan mengguyur hanya dalam beberapa jam saja. “rumah makan saya ini kalo udah ujan deres 4 jam aja, air langsung masuk ke dalem sampai setinggi 30 centimeter,” ungkap Ramadhan. Ia mengatakan setiap kali banjir usaha rumah makannya tidak beroperasional, sedangkan karyawan yang menggantungkan hidup pada rumah makannya ada 20 orang.
“kita ga ngerti masalah banjir ini kewenangan siapa, tapi tolong pejabat yang ada di Kota Cilegon turun untuk nengokin kita,” kata Ramadhan. Ia pun berharap pada Caleg jangan hanya berlomba – lomba memasang spanduk dan umbul – umbul saja, tetapi turun ke bawah lihat penderitaan rakyat.
(Dodi Ansyah/BBO)